BERLIN (Arrahmah.com) – Polisi Jerman menggerebek badan amal yang diklaim memberikan dukungan kepada gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza. Sekitar 90 properti dicari dalam penggerebekan tersebut.
Kementerian dalam negeri mengatakan bahwa sasaran utama serangan itu adalah WorldWide Resistance-Help dan Ansaar International. Mereka dituduh mengumpulkan dana untuk Hamas.
“Siapa pun yang mendukung Hamas dengan kedok bantuan kemanusiaan mengabaikan nilai-nilai dasar konstitusi kita dan mendiskreditkan komitmen banyak organisasi bantuan,” Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Kementerian itu juga mengatakan bahwa kedua organisasi itu mendukung Hamas, melalui kampanye propaganda.
Hampir dua juta warga Palestina, yang sebagian besar adalah pengungsi, dimasukkan ke dalam wilayah pantai yang sempit yang menurut PBB menjadi tidak dapat dihuni. Hamas, yang memiliki sayap bersenjata dan politik, mengambil kendali atas Jalur Gaza pada 2007 setelah mengalahkan partai Fatah yang berafiliasi dengan PLO dalam pemilihan Palestina. Terlepas dari kemenangan pemilihan mereka, “Israel” memberlakukan pengepungan yang melumpuhkan, sebagai upaya untuk menghukum rakyat Palestina karena memberikan suara untuk partai Islam tersebut.
Dalam 12 tahun di mana wilayah itu dikepung, “Israel” melancarkan tiga serangan militer yang menewaskan ribuan orang dan menghancurkan infrastruktur Jalur Gaza. Sebuah laporan PBB tahun 2015 memperingatkan bahwa Gaza tidak dapat dihuni pada tahun 2020.
Penggerebekan di Jerman terjadi ketika Jalur Gaza menderita krisis kemanusiaan yang meningkat ditandai dengan kelangkaan listrik dan memburuknya layanan kesehatan, air, dan sanitasi yang kritis.
Organisasi-organisasi yang digerebek oleh polisi Jerman mengatakan di situs web mereka bahwa mereka mengumpulkan sumbangan untuk orang-orang di Gaza, Somalia, Suriah, dan negara-negara lain. Ansaar International yang berbasis di Dusseldorf menggambarkan dirinya sebagai organisasi bantuan yang melaksanakan proyek di seluruh dunia dan mengklaim memiliki 600 anggota di Jerman dan sekitar 2.000 di seluruh dunia.
Profil organisasi dalam sebuah makalah Jerman menunjukkan bahwa ia menyediakan layanan kesehatan, air dan sanitasi, panti asuhan, dan pendidikan bagi yang membutuhkan di Afrika, Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika. Di Gaza, organisasi itu mengatakan menyediakan bantuan makanan darurat, air, listrik, dan sekolah.
(fath/arrahmah.com)