GAZA (Arrahmah.id) – Kepala polisi “Israel”, Kobi Shabtai, mengatakan bahwa tidak akan ada toleransi terhadap aksi protes yang mendukung Gaza di “Israel”, dan mengancam akan mengirimkan demonstran anti-perang ke daerah kantong Palestina yang terkepung dan telah dibombardir oleh “Israel” setiap hari selama hampir dua pekan.
Komentar Shabtai muncul dalam sebuah video yang diposting di saluran TikTok milik polisi “Israel” pada Selasa. Media Israel mengangkatnya pada Rabu setelah polisi membubarkan sebuah demonstrasi di Haifa untuk mendukung Gaza, dan menangkap enam orang, lansir Al Jazeera (19/10/2023).
“Siapa pun yang ingin menjadi warga negara ‘Israel’, selamat datang,” klaim Shabtai. “Siapa pun yang ingin mengidentifikasikan diri dengan Gaza, silakan. Saya akan menempatkannya di bus-bus yang menuju ke sana sekarang.”
Dalam video singkat tersebut, Shabtai juga mengklaim bahwa “tidak akan ada toleransi terhadap segala bentuk hasutan, tidak akan ada izin untuk melakukan protes”.
Dia mengatakan bahwa “‘Israel’ dalam keadaan perang, kami tidak berada dalam situasi di mana kami akan membiarkan segala macam orang datang dan menguji kami”.
Juru bicara Kepolisian “Israel”, Eli Levy, mengatakan kepada Radio Angkatan Darat pada Rabu bahwa sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober, 63 orang di “Israel” telah ditangkap karena dicurigai mendukung atau menghasut “teror”.
Para pejabat polisi mengatakan kepada situs berita Ynet pada Rabu bahwa mereka menjelajahi media sosial untuk menemukan orang-orang Palestina di “Israel” yang mengekspresikan dukungan untuk Hamas, kelompok yang menjalankan Jalur Gaza yang terkepung.
“Israel” telah memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza, memutus akses terhadap makanan, air, listrik dan bahan bakar bagi 2,3 juta penduduk di jalur tersebut setelah para pejuang Hamas yang berbasis di Gaza melancarkan serangan ke “Israel” selatan pada 7 Oktober. Otoritas pendudukan “Israel” mengatakan setidaknya 1.400 orang, sebagian besar dari mereka warga sipil, tewas dalam serangan tersebut, lebih dari 4.400 orang terluka dan 199 orang lainnya ditawan oleh Hamas.
Sejak serangan tersebut, “Israel” telah membombardir Gaza dari udara dalam sebuah kampanye yang menghancurkan yang telah membuat seluruh lingkungan menjadi puing-puing. Otoritas Palestina mengatakan bahwa lebih dari 3.400 orang telah terbunuh dan lebih dari 12.000 orang lainnya terluka dalam serangan “Israel”.
“Setelah Operasi Penjaga Tembok [perang tahun 2021 dengan Gaza, yang menyaksikan banyak bentrokan Arab-Yahudi di kota-kota campuran], kami belajar dari pengalaman kami, dan membentuk ‘ruang perang’ untuk melawan hasutan semacam itu,” kata Asisten Komisioner Dror Asraf.
“[Saat ini, operasi tersebut] mengidentifikasi hasutan atau perencanaan online atau informasi operasional apa pun yang kami identifikasi di semua platform, yang bertujuan mengganggu ketertiban umum dan merugikan orang lain.” (haninmazaya/arrahmah.id)