NEW DELHI (Arrahmah.com) – Polisi India menangkap 11 orang Selasa (25/6/2019) atas pembunuhan seorang pria Muslim yang disiksa dan dipaksa untuk meneriakkan slogan-slogan Hindu dalam kekerasan massa terbaru.
Dua petugas polisi juga telah diskors karena penanganan hukuman mati tanpa pengadilan atas Tabrez Ansari, yang direkam dalam video yang menjadi viral di media sosial India.
Pria berusia 24 tahun itu terlihat dalam video menangis dan memohon ketika gerombolan di negara bagian Jharkhand memaksanya untuk menyanyikan “Jai Sri Ram” – sambut Dewa Ram – slogan yang banyak digunakan oleh kelompok garis keras Hindu.
Ansari telah dituduh oleh penduduk desa melakukan perampokan. Dia diikat ke tiang dan dipukuli hingga 12 jam sebelum polisi pertama kali menahannya di Seraikela, dan kemudian membawanya ke rumah sakit – di mana dia meninggal hari Sabtu (22/6).
“Kami telah menangkap 11 orang. Dua polisi juga telah diskors karena mereka gagal menindak kasus ini,” kata kepala polisi Seraikela Karthik S. kepada AFP.
Laporan media mengatakan istri Ansari menuduh polisi sengaja membawanya ke penjara lebih dulu – bukan rumah sakit – terlepas dari cedera kritis yang dideritanya.
Berita kematian ini muncul ketika pemerintah India menolak laporan Departemen Luar Negeri AS yang mengatakan kekerasan agama terhadap minoritas telah meningkat di bawah Perdana Menteri Hindu sayap kanan Narendra Modi.
Laporan kebebasan beragama AS mengatakan, telah terjadi peningkatan jumlah serangan oleh kelompok-kelompok yang mengklaim melindungi sapi – hewan dianggap suci oleh umat Hindu – terhadap Muslim dan Dalit berkasta rendah sejak 2014 ketika Modi berkuasa.
Penentang di India juga menuduh pemerintah tidak melakukan cukup banyak untuk menghentikan hukuman mati tanpa pengadilan.
Menteri Urusan Minoritas Mukhtar Abbas Naqvi mengutuk pembunuhan itu, dan mengatakan pemerintah tidak akan membiarkan “agenda destruktif” mendominasi upaya pembangunan India.
“Orang-orang yang terlibat dalam insiden semacam itu hanya memiliki satu motif – untuk merusak atmosfer positif yang diciptakan oleh pemerintah,” katanya.
Partai oposisi menuduh Partai sayap kanan Bharatiya Janata (BJP) gagal melindungi Muslim dan minoritas lainnya.
“Bisakah pemerintah BJP dengan jujur menyangkal laporan pemerintah AS tentang keamanan minoritas ketika Muslim dan Dalit secara terbuka digantung setiap hari?” ujar Shama Mohamed, juru bicara Partai Kongres. (Althaf/arrahmah.com)