RANCHI (Arrahmah.id) – Mudassir Alam merupakan seorang remaja yang tewas akibat tembakan saat ikut serta dalam demonstrasi terkait penghinaan Nabi Muhammad di Kota Ranchi pada tanggal 10 Juni.
Parvez Alam, sang ayah, mengaku pihak keluarga telah mengajukan laporan terkait kematian anaknya, tetapi laporan tersebut diabaikan oleh pihak kepolisian.
“Saya kehilangan anak saya satu-satunya akibat kekerasan ini. Ia hanya seorang anak 15 tahun, bukan orang dewasa,” tutur Parvez Alam kepada CNN.
“Kami berupaya menindaklanjuti masalah ini secara resmi, tetapi pihak berwenang tidak bekerja sama. Kami mengajukan gugatan ke polisi, tetapi mereka tidak mendaftarkan gugatan itu,” lanjutnya.
Parvez Alam kemudian menceritakan kembali kronologi tertembaknya Mudassir. Menurutnya, saat itu terlihat tiga pria menembaki demonstran dari atap Kuil Hindu Shri Sankat Mochan Hanuman, di dekat tempat Mudassir berdiri.
“Akibat penembakan dari atap kuil dan kepolisian, situasi menjadi kacau dan satu peluru mengenai kepala anak saya,” kata Alam dalam gugatannya kepada polisi.
Ia juga menuduh polisi menggunakan AK-47 dan pistol untuk menembak kerumunan Muslim itu tanpa pandang bulu.
Berdasarkan video yang dirilis di media sosial, Mudassir sempat mengangkat tangannya ke udara sebelum tertembak, diiringi teriakan massa di sekitarnya, “Hidup Islam!”
Namun, suara tembakan muncul dan Mudassir tampak jatuh ke tanah.
“Dia tewas!” kata seorang warga, sementara beberapa orang lainnya berupaya menghentikan darah keluar dari kepala Mudassir.
Mudassir sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawanya tak tertolong. (rafa/arrahmah.id)