SANA’A (Arrahmah.com) – Tembakan polisi Yaman lukai lebih dari 400 pendemo anti-pemerintah yang mencoba berjalan menuju istana kepresidenan di kota Hudaidah.
Ribuan pendemo berencana menggelar unjuk rasa pada pukul 2.00 dini hari (4/4/2011) untuk memprotes tindakan keras terhadap demonstran di Taiz, selatan ibukota, San’a yang menewaskan dua orang dan melukai lebih dari seratus lainnya.
Polisi menembakkan gas air mata dan peluru terhadap kerumunan massa yang akhirnya melukai 409 orang.
“Sebuah revolusi sukses di Yaman bisa berarti seluruh wilayah di Teluk Persia itu meledak dalam revolusi,” ujar Chris Bambery, pengamat Timur Tengan seperti yang dilansir Press Tv.
“Yaman telah menjadi pementasan penting bagi Amerika….Ia adalah salah satu pusat CIA di wilayah itu,” katanya.
Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh merupakan sekutu penting bagi AS dan Saudi.
Oleh karena itu, “tidak ada upaya (oleh Barat) mengungkapkan realitas rezim Saleh : penyiksaan, penindasan atau catatan Saudi yang terus-menerus mengintervensi Yaman, melaksanakan misi bom, dan lainnya,” ujarnya.
Terinspirasi oleh protes Tunisia dan Mesir, Yaman telah memulai aksinya pada pertengahan Februari lalu yang menuntut reformasi di bidang ekonomi dan politik dan turunnya presiden Saleh dari kekuasaan yang telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade. (haninmazaya/arrahmah.com)