BAGHDAD (Arrahmah.com) – Ratusan jama’ah bentrok dengan polisi boneka Irak yang berusaha mencegah mereka untuk mencapai Masjid Abu Hanifa di Baghdad Jum’at (15/3/2013), karena kekerasan sebelumnya telah menewaskan delapan tentara boneka.
Pejabat kepolisian di Baghdad mengatakan polisi anti-huru hara menggunakan pentungan dan meriam air untuk menghentikan jama’ah melintasi jembatan yang mengarah ke Masjid di Azamiyah. Pasukan keamanan boneka juga mencegah Muslim Sunni melaksanakan ibadah sholat Jum’at di Masjid tersebut pada pekan lalu, lansir Daily Star Sabtu (16/3)
Beberapa jama’ah menderita luka dalam serangan di jembatan tersebut yang jaraknya sekitar 1 mil dari Masjid Abu Hanifah.
Abdel Rahman al-Azzawi berada di antara sekelompok orang yang mencoba menyeberangi jembatan Ramadan 14 ketika mereka dicegat oleh pasukan boneka Irak.
“Kami disiram dengan air dan polisi mulai memukuli kami,” ujar Azzawi.
“Saya tidak tahu alasan di balik serangan biadab itu. Kami hanya akan ke Masjid, bukan ke kantor Maliki di Zona Hijau,” ujarnya mengacu pada pusat kota Baghdad yang memiliki keamanan tingkat tinggi.
Bentrokan tidak mencapai Masjid Abu Hanifah itu sendiri dan daerah sekitarnya relatif tenang.
Selama khutbah Jum’at, seorang ulama Sunni, Ahmed Haasan al-Taha mengkritik pembatasan yang diberlakukan terhadap Muslim Sunni.
“Beberapa hari lalu pemerintah berjanji bahwa mereka akan membuka akses bebas ke Abu Hanifah, tetapi, sekali lagi, pejabat pemerintah gagal untuk memenuhi janji-janji mereka,” ujarnya.
Di provinsi Anbar, jantung gerakan protes yang dimulai pada bulan Desember lalu, para pria yang menutupi wajah mereka tiba di lokasi demonstrasi di Fallujah, mereka mengibarkan bendera Islam berwarna hitam seperti yang digunakan oleh sebagian besar pejuang Suriah.
Para demonstran mengeluhkan diskriminasi yang dilakukan oleh pemerintah Syi’ah Irak terhadap Muslim Sunni. (haninmazaya/arrahmah.com)