YANGON (Arrahmah.com) – Aparat kepolisian Myanmar memberi tembakan peringatan untuk membubarkan konfrontasi antara puluhan kaum Budha dan Muslim yang dilansir menyebabkan setidaknya seorang cedera, Bangkok Post melaporkan pada Kamis (11/5/2017).
Aksi ini merupakan manifestasi terbaru dari meningkatnya sentimen anti-Muslim belakangan ini di negara yang berpenduduk mayoritas beragama Budha, di mana para biksu ultra-nasionalis dan pendukung mereka memaksa penutupan dua sekolah Muslim di Yangon bulan lalu.
Konfrontasi tersebut dimulai setelah tengah malam pada Rabu (10/5) ketika kelompok garis keras Buddha memasuki sebuah lingkungan Muslim yang diklaim sebagai tempat persembunyian ilegal etnis Muslim Rohingya di wilayah tersebut, seorang perwira polisi mengatakan dengan syarat anonim karena sensitivitas situasinya.
Sebagian besar kaum Rohingya di Myanmar ditolak pemerintah untuk memiliki kewarganegaraan dan hak-hak dasar sebagai mana layaknya warga negara. Mayoritas dari mereka – yakni lebih dari 1 juta – tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar barat dan tidak dapat bepergian tanpa izin khusus.
Seorang reporter di Yangon melihat sekitar 30 umat Buddha di jalanan, termasuk biarawan. Beberapa dipersenjatai dengan batu.
Polisi menembakkan dua tembakan peringatan untuk membubarkan kerumunan orang. Sedikitnya satu pria Muslim dirawat di rumah sakit terdekat karena luka di kepalanya.
Ketegangan antara umat Buddha dan Muslim telah menyebar ke seluruh Myanmar sejak konflik kekerasan terjadi antara etnis Rakhine dan Muslim Rohingya pada tahun 2012.
Kekerasan di negara bagian Rakhine kembali berkobar tahun lalu ketika Rohingya melancarkan pemberontakan kecil, yang menyebabkan pembalasan besar-besaran oleh tentara Myanmar. Agresi militer ini dinilai kelompok hak asasi manusia telah membunuh ratusan orang dan memaksa sekitar 75.000 warga melarikan diri ke Bangladesh. (althaf/arrahmah.com)