VICTORIA (Arrahmah.com) – Polisi kafir Australia telah menembak mati seorang remaja dengan berdalih bahwa remaja tersebut telah menikam dua petugas polisi.
Australia, sekutu setia Amerika Serikat telah memperketat keamanan di tempat-tempat umum termasuk gedung parlemen di Canberra di mana polisi dipersenjatai dengan senapan serbu. Pada pekan lalu, polisi Australia juga melancarkan penggerebekan besar-besaran dan berujung pada penangkapan belasan Muslim yang mereka klaim terkait dengan ISIS dan berencana melakukan serangan di Australia.
Remaja berusia 18 tahun yang diidentifikasi sebagai Abdul Numan Haider, diminta hadir ke kantor polisi di selatan negara bagian Victoria pada Selasa (23/9/2014) malam dengan alasan perilakunya yang menyebabkan “kekhawatiran”, ujar klaim polisi
seperti dilansir Reuters.
“Ini adalah pertemuan yang direncanakan dan disepakati yang terjadi di kantor polisi di Endeavour Hills. Ketika dua polisi mendekatinya, mereka ditikam, salah satunya terluka serius,” klaim Victoria Ken Lay, kepala polisi Victoria kepada para wartawan pada Rabu (24/9).
“Salah satu polisi yang terluka menembaknya dengan senjata api,” lanjutnya mengklaim.
Media lokal melaporkan bahwa Haider berasal dari Afghanistan dan ia memiliki hubungan dengan al-Furqan, sebuah kelompok Muslim di Melbourne yang digerebek oleh otoritas kafir Australia pada tahun 2012.
Polisi mengatakan Haider, yang paspornya ditangguhkan pada pekan lalu, pernah mengibarkan bendera Islam yang diidentikkan dengan bendera ISIS di sebuah pusat perbelanjaan lokal dan telah menarik perhatian polisi.
“Saya dapat mengatakan bahwa orang tersebut adalah tersangka teror yang menarik perhatian para penegak hukum dan badan intelijen,” ujar Menteri Kehakiman Australia, Michael Keenan.
Sebelumnya pada pekan lalu, ratusan polisi terlibat dalam operasi keamanan di Sidney dan Brisbane di mana kepolisian kafir Australia mengklaim bahwa mereka berusaha menggagalkan plot oleh “militan” di Australia. Operasi tersebut berujung pada penangkapan belasan warga Muslim Australia.
Pemimpin komunitas Muslim di Melbourne telah mengkritik keras tindakan penyelidikan polisi yang berujung pada penembakan.
Gaith Krayem dari Dewan Islam Victoria mengatakan polisi terlalu cepat untuk melompat ke kesimpulan, lansir the new daily.
“Saya kecewa dengan konferensi pers polisi yang digelar tadi malam. Acara tersebut diadakan tiga jam setelah kejadian dan mereka menarik kesimpulan dengan tergesa-gesa,” ujarnya.
“Perlu ada proses yang tepat yang harus dilakukan ketika polisi terlibat dalam kematian fatal.”
Krayem mengatakan masyarakat butuh penilaian sampai penyelidikan penuh dan objektif terjadi.
“Segera, orang seperti ini sayangnya selalu diberi label radikal atau teroris atau ekstrimis,” lanjutnya.
“Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi ketika pemuda ini tiba di kantor polisi. Apa yang kami tahu adalah bahwa seorang pemuda berusia 18 tahun telah mati pagi ini dan ada keluarga yang berduka.” (haninmazaya/arrahmah.com)