Sebuah laporan militer AS baru-baru ini mengungkap, ternyata para pejabat dan kepolisian pemerintah lokal di Afghanistan diam-diam memberi bantuan kepada Taliban di sejumlah aksi-aksi serangannya. Laporan itu juga menyimpulkan terdapat banyak dari polisi-polisi AFghanistan dan para pejabat daerah yang lebih simpati kepada gerakan Taliban.
“Serangan Taliban di Afghanistan Timur pada 13 Juli lalu yang menewaskan 9 tentara melibatkan seorang kepala kepolisian dan pejabat pemerintah lokal. Kedua orang ini ditenggarai memberi bantuan bagi gerilyawan Taliban sehingga mereka berhasil melakukan serangan mematikan,” kata laporan itu seperti dikutip New York Times.
“Pada waktu terjadi serangan, tentara AS dan pemerintah Afghanistan masih berlindung dibalik kantong-kantong pasir dan benteng pertahanan disekitar pangkalan dan titik pengawasan. Jaraknya sekitar 91 meter,” papar koran itu.
Menurut laporan itu, pasukan AS tidak memperkirakan serangan itu akan dilakukan dengan melibatkan 200 milisi Taliban. Jumlah itu hampir 3 kali lipat dari jumlah pasukan AS dan pemerintah Afghanistan yang berada di pangkalan saat terjadi serangan.
Menurut laporan itu, terdapat 48 pasukan AS dan 24 tentara pemerintah Afghanistan di sekitar titik pemantauan. Sebanyak 9 tentara AS tewas dan 27 lainnya mengalami luka-luka.
Salah satu Buktinya, yang menujukan keterlibatan polisi AFghanistan, adalah keberadaan gudang senjata dan amunisia dalam jumlah besar di kantor kepolisian setempat yang letaknya tidak jauh dari tempat kejadian. Jumlah senjata dan amunisi itu melebih batasan wajar untuk 20 personil yang ada. Selain itu, ditemukan pula sejumlah senjata ditemukan dalam keadaan “habis dipakai” dan masih panas. Laporan itu juga menyebutkan oknum polisi Afghanistan itu telah ditangkap tapi kemudian dibebaskan kembali.
Serangan Taliban yang menewaskan 9 tentara AS itu menjadi tragedi terburuk tentara AS dalam jumlah korban sejak Juni 2005.(Prince Muhammad/SI)