SURABAYA (Arrahmah.com) – Kabar adanya 2 orang yang diduga jaringan anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) menyusupi ke Mapolda Jawa Timur dibantah Kabid Humas Polda Jatim. Peningkatan keamanan di lingkungan polda hanya sebagai latihan meningkatkan kewaspadaan anggotanya,
“Kita harus meningkatkan kewaspadaan kalau ada polisi diserang. Kita melakukan kegiatan latihan, razia itu harus dilakukan,” kata Kabid Humas Kombes Pol Hilman Thayib seperti dikutip detiksurabaya.com, Rabu (5/9/2012).
Latihan peningkatan kewaspadaan semua unsur kepolisian tersebut dilakukan untuk mengantisipasi seperti kasus penembakan anggota di pos polisi di Solo Jawa Tengah.
“Salah satunya meningkatkan kewaspadaan anggota di polda, polres, polsek atau pos polisi. Jangan sampai ditembak, tapi anggotanya tidak siaga,” tuturnya.
Ketika ditanya lebih lanjut, apakah 2 orang yang dikabarkan sebagai anggota JAT itu memang sengaja diundang polda, untuk sebagai alat latihan, mantan Kapolrestabes Banjarmasin ini enggan menjelaskannya.
“Nggak usah dengarkan kata orang lain. Dengarkan kita saja. Ini cuma latihan kewaspadaan, semua unsur dilibatkan. Untuk meningkatkan kewaspadaan, kan nggak tahu siapa yang datang,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pengamanan Markas Polisi Daerah Jawa Timur diperketat setelah tersiar kabar jika 2 orang yang diduga anggota JAT telah menyusup ke salah satu gedung yang ada di mapolda.
Satu dari dua orang itu berinisial HW terlihat di cctv mengenakan kemeja motif garis warna biru gelap coklat putih, celana warna biru gelap, memakai sepatu serta membawa tas ransel warna hitam
Kedua orang tersebut turun dari lantai 2 atau 3 Gedung Waspada. Keduanya tidak diketahui masuknya, namun dimungkinkan mereka masuk dari sisi barat Gedung Waspada, tiba-tiba muncul dan langsung turun ke lantai 1.
Anggota intel yang mengetahui kedua orang tersebut, langsung mencari keberadaan orang tersebut hingga ke arah RS Bhayangkara yang terletak di sisi selatan polda, namun tidak ditemukan keduanya. (bilal/arrahmah.com)