(Arrahmah.com) – Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita Muhammad, keluarganya dan seluruh sahabatnya serta umatnya yang komitmen menjalankan syariatnya. Amma ba’du.
Bab I
Mentauhidkan Allah dalam bidang kekuasaan, hukum dan ketaatan
Ketentuan 20
Wajib mendengar dan menaati imam [khalifah] selama dalam ketaatan, saat terjadi perselisihan dengan imam maka wajib mengembalikan keputusannya kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, sabar bersama jama’ah [imam kaum muslimin dan kaum muslimin] dan tidak memberontak terhadap imam yang sah, baiknya umat sangat tergantung pada baiknya imam dan rusaknya umat Islam sangat tergantung pada rusaknya imam
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri dari kalangan kalian [orang-orang yang beriman]. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.(QS. An-Nisa’ [4]: 59)
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا
Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami…” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 73)
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا
Kami telah menjadikan diantara mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami…” (QS. As-Sajdah [32]: 24)
فَاتَّبَعُوا أَمْرَ فِرْعَوْنَ وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ
Tetapi mereka mengikut perintah Fir’aun, padahal perintah Fir’aun sekali-kali bukanlah perintah yang benar. (QS. Hud [11]: 97)
فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ
Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (QS. Az-Zukhruf [43]: 54)
وَعَصَوْا رُسُلَهُ وَاتَّبَعُوا أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ
Dan mereka mendurhakai Rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua enguasa yang sewenang-wenang lagi menentang kebenaran.(QS. Hud [11]: 59)
Hadits no. 60:
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam beliau bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ إِلَّا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa melihat dari pemimpinnya hal yang tidak ia sukai, maka hendaklah ia bersabar atasnya sebab barangsiapa memisahkan diri dari jama’ah walauh hanya sejengkal, lalu ia mati, niscaya ia mati seperti kematian orang-orang jahiliyah (yaitu bermaksiat dan tidak memiliki pemimpin).” (HR. Bukhari no. 7054 dan Muslim no. 1849)
Hadits 61:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam beliau bersabda:
مَنْ خَرَجَ مِنْ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍ أَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبَةٍ أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً فَقُتِلَ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ وَمَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا وَلَا يَتَحَاشَى مِنْ مُؤْمِنِهَا وَلَا يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ
“Barangsiapa keluar dari ketaatan kepada pemimpin Islam dan ia memisahkan dari jama’ah, lalu ia mati, niscaya ia mati seperti kematian jahiliyah. Barangsiapa berperang dibawah bendera buta, ia marah demi fanatisme kelompok, atau mengajak kepada fanatisme kelompok, atau menolong kelompok (secara membabi buta tanpa menghiraukan posisi kelompoknya yang berada di atas kebatilan) lalu ia terbunuh maka ia mati seperti kematian jahiliyah.
Barangsiapa memberontak (memecah belah) terhadap umatku, ia memerangi orang yang shalih maupun orang yang bejat dari kalangan umatku, ia tidak segan membunuh orang mukmin dan ia tidak memenuhi perjanjian dengan orang yang memiliki ikatan perjanjian, niscaya ia bukan termasuk golonganku dan aku tidak termasuk golongannya.” (HR. Muslim no. 1848)
Hadits 62:
Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu mawla Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ
“Sesungguhnya perkara yang paling aku takutkan menimpa umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan.” (HR. Muslim no. 2889 dan Ibnu Hibban no. 4480 dengan lafal Ibnu Hibban)
Dalam lafal yang lain:
وَإِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ
“Sesungguhnya perkara yang aku takutkan menimpa umatku hanyalah para pemimpin yang menyesatkan.” (HR. Abu Daud no. 4252 dan Ibnu Majah no. 3952 dengan sanad shahih)
Hadits 63:
Dari Qais bin Abi Hazim tentang dialog antara seorang wanita dari Bani Ahmas dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu. Wanita itu bertanya:
قَالَتْ مَا بَقَاؤُنَا عَلَى هَذَا الْأَمْرِ الصَّالِحِ الَّذِي جَاءَ اللَّهُ بِهِ بَعْدَ الْجَاهِلِيَّةِ قَالَ بَقَاؤُكُمْ عَلَيْهِ مَا اسْتَقَامَتْ بِكُمْ أَئِمَّتُكُمْ قَالَتْ وَمَا الْأَئِمَّةُ قَالَ أَمَا كَانَ لِقَوْمِكِ رُءُوسٌ وَأَشْرَافٌ يَأْمُرُونَهُمْ فَيُطِيعُونَهُمْ قَالَتْ بَلَى قَالَ فَهُمْ أُولَئِكِ عَلَى النَّاسِ
“Apa hal yang menjamin kami akan senantiasa berada di atas perkara yang baik yang Allah datangkan setelah masa jahiliyah ini?” Abu Bakar Ash-Shiddiq menjawab: “Kalian akan senantiasa di atas perkara kebaikan (Islam) tersebut selama para pemimpin kalian bertindak lurus.” Wanita itu bertanya lagi: “Apakah para pemimpin itu?” Abu Bakar Ash-Shiddiq balik bertanya: “Bukankah kaummu memiliki tokoh-tokoh dan orang-orang terpandang yang memberi perintah dan kaummu menaati mereka?” Wanita itu menjawab: “Ya.” Abu Bakar berkata: “Mereka itulah para pemimpin masyarakat.” (HR. Bukhari no. 3834)
Wallahu a’lam bish-shawab.
(muhib al majdi/arrahmah.com)