RIYADH (Arrahmah.com) — Pohon Natal dan pernak-pernik khas perayaan hari raya agama Kristen yang sebelumnya dilarang kini mulai dijual secara terbuka di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh.
Reaksi orang-orang di negara itu beragam melihat perubahan tersebut.
Sebelumnya Arab Saudi melarang praktik publik dari agama apa pun selain Islam dan tidak mengizinkan gereja atau tempat ibadah kecuali masjid.
Namun tahun ini, ada sedikit perbedaan di masyarakat dalam kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Fotografer Bloomberg, Tasnem Al Sultan, mengabadikan pemandangan pohon-pohon Natal dijual di toko mainan di Riyadh pada 21 Desember 2021.
Di jalanan Riyadh, tidak ada yang secara eksplisit meneriakkan “Selamat Natal”, tidak seperti di Dubai, Uni Emirat Arab. Namun, Pangeran Mohammed bin Salman ingin Riyadh menyaingi Dubai sebagai magnet bagi ekspatriat dan kantor pusat regional untuk perusahaan global.
Di sebuah restoran populer di pusat ibu kota Arab Saudi, lagu Mariah Carey diputar untuk para pengunjung. Pembeli yang gigih dapat menemukan pohon pada tampilan terbuka permanen dan tidak tersembunyi di ruang belakang lagi, bersama dengan ikat kepala rusa, topi Santa, dan pernak-pernik khas Natal.
Sebuah toko furnitur juga memiliki pajangan karangan bunga dan lilin merah yang mencolok.
Beberapa hotel memiliki dekorasi halus di lobi. Salah satunya memiliki kepingan salju yang tergantung di atas rak kaca yang diisi dengan panettone, botol anggur non-alkohol bersoda, dan poinsettia.
Yang lain memiliki kotak hadiah yang menjulang dari lantai dalam bentuk pohon.
Reaksi orang-orang Saudi beragam, mencerminkan perpecahan atas perubahan sosial di negara tempat kelahiran Islam.
Nora, seorang wanita Arab Saudi berjalan melewati pohon Natal di jendela toko, mengatakan dia tidak keberatan melihat simbol perayaan Kristen di Riyadh.
“Mereka menghormati kami. Kami menghormati mereka. Itu keyakinan mereka,” katanya, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (23/12/2021).
Seorang manajer mengatakan dia memajang pohon Natal secara terbuka untuk pertama kalinya. Dia biasa menyimpannya di ruangan terpisah di tahun-tahun sebelumnya.
Di toko sebelah, seorang penjual mengatakan dia meletakkan pohon di belakang toko, tanpa membuka cabang agar tidak terlalu menarik perhatian.
Beberapa meter jauhnya, manajer lain mengatakan dia tidak terlalu khawatir. Tokonya berkilauan dengan ornamen, pita, bintang, dan topi pesta. Menurutnya, orang-orang Saudi yang tidak senang dengan pemandangan seperti itu harus dimaafkan. Dia mengatakan mereka butuh waktu untuk terbiasa. (hanoum/arrahmah.com)