GAZA (Arrahmah.com) – Hamas mengutuk ledakan bom yang menargetkan Perdana Menteri Palestina, Rami Hamdallah, saat berkunjung ke Gaza.
Hamas menyebut insiden tersebut sebagai tindakan jahat dan berupaya untuk merusak tercapainya persatuan dan rekonsiliasi Palestina. Pihaknya berjanji akan segera melakukan penyelidikan atas kasus ini.
Sedangkan di Tepi Barat, Presiden Mahmoud Abbas menyalahkan Hamas atas ledakan tersebut. Namun, kepala keamanan Palestina, Majed Farraj, yang ikut serta di dalam konvoi tersebut, mengatakan bahwa terlalu dini untuk menuding siapa yang bertanggung jawab.
Hanan Ashrawi, pejabat senior Palestina lainnya di Tepi Barat, menyebut peledakan tersebut tersebut sebagai tindakan pengecut, dan menegaskan bahwa pelaku harus diseret ke pengadilan.
Dia juga menegaskan bahwa aksi tersebut bertujuan untuk merusak semua upaya untuk menciptakan persatuan Palestina, mengakhiri keretakan atau perpecahan di Palestina.
Faksi-faksi yang berseteru tersebut telah berusaha untuk berdamai sejak 2007 ketika Hamas mengambil kendali Gaza dari pasukan Fatah. Pengambilalihan tersebut membuat orang-orang Palestina terpecah dalam dua pemerintah yang berseteru tersebut. Hamas memegang kendali di Gaza dan Otoritas Palestina yang didukung Barat memerintah daerah otonom di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Pada bulan November, Hamas menyerahkan kendali penyeberangan perbatasan Gaza kepada Otorita Palestina. Ini adalah konsesi nyata pertama selama tahun-tahun pembicaraan rekonsiliasi yang diperantarai Mesir. Tapi negosiasi tersebut kemudian tersendat sejak saat itu.
Kunjungan Perdana Menteri Palestina, Hamdallah, terjadi di tengah masa krisis di Gaza. Perekonomian telah hancur oleh tiga perang antara Hamas dan Israel, dan satu dekade blokade oleh Israel dan Mesir yang bertujuan untuk melemahkan Hamas.
(ameera/arrahmah.com)