ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah mengesampingkan kemungkinan normalisasi hubungan dengan India, dengan mengatakan langkah seperti itu akan menjadi pengkhianatan terhadap Kashmir.
Dalam sesi Tanya Jawab langsung dengan publik pada Ahad (30/5/2021), Khan menegaskan bahwa membangun kembali hubungan dengan tetangga timurnya akan “mengabaikan semua perjuangan mereka [Kashmir] dan lebih dari 100.000 orang Kashmir menjadi martir,” ujarnya seperti dilansir Al Jazeera.
“Saya mencoba, sejak hari pertama setelah berkuasa, bahwa kami memiliki hubungan dengan India dan masalah Kashmir diselesaikan melalui dialog,” katanya, menambahkan bahwa jika Pakistan menormalisasi hubungan dengan India sekarang, itu “akan menjadi pengkhianatan besar-besaran, kepada orang-orang Kashmir”.
Pembicaraan yang terhenti hanya dapat dilanjutkan jika New Delhi membatalkan pencabutan status semi-otonom lama dari Kashmir yang dikelola India, katanya.
Pemerintah India yang dipimpin Narendra Modi mencabut Pasal 370 dan ketentuan terkait lainnya dari Konstitusinya pada 5 Agustus 2019. Selain itu, pasal itu juga dibagi menjadi dua wilayah yang dikelola pemerintah federal.
Secara bersamaan, kebijakan tersebut mengunci wilayah, menahan ribuan orang, memberlakukan pembatasan pergerakan dan memaksakan pemadaman komunikasi.
Islamabad, pada gilirannya, menangguhkan hubungan perdagangan dan menurunkan hubungan diplomatik dengan New Delhi.
Pada Jumat, presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan negara-negara bersenjata nuklir harus “menahan diri” dari mengambil langkah apa pun yang akan mengubah status wilayah Himalaya yang disengketakan.
India dan Pakistan telah berperang tiga kali sejak kemerdekaan mereka dari kekuasaan Inggris pada tahun 1947, dengan hubungan yang sering tegang antara kedua tetangga tersebut. Baik India dan Pakistan mengklaim Kashmir secara penuh dan saat ini menguasai wilayah-wilayah yang terpisah. (haninmazaya/arrahmah.com)