KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Malaysia Najib Razak baru-baru ini menyeru semua umat Islam untuk bersatu melawan keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Pada sebuah demonstrasi massal pada Jumat (22/12/2017) di Putrajaya, ibukota pemerintahan Malaysia, melawan keputusan AS, Razak mengatakan: “Presiden Turki [Recep Tayyip] Erdogan menelpon saya setelah pernyataan AS soal Yerusalem dan mengundang saya ke KTT luar biasa OKI. Saya ada pertemuan lain pada tanggal itu, namun tidak ada yang lebih penting dari masalah ini.”
Razak memuji upaya Turki dalam masalah ini dan menekankan perlunya persatuan di kalangan umat Islam dalam melawan keputusan Trump.
“Mari kita lupakan perbedaan politik di antara kita. Kita bisa bersatu dalam mengatasi berbagai masalah. Tidak penting apakah kita hijau, merah, oranye atau warna lain. Selama kita memiliki kesamaan, kita bisa mengatasi masalah ini,” imbuhnya.
Mengenai ancaman Trump untuk memotong bantuan ke negara-negara yang memilih untuk mengecam keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, Razak mengatakan bahwa AS lah yang meminta “bantuan” dari negara tersebut dalam “banyak hal”.
Protes massa berlangsung tak lama setelah sholat Jumat di Masjid Putra di Putrajaya dan mengumpulkan hampir 1.500 orang dari berbagai partai politik dan kelompok masyarakat sipil.
Pada 6 Desember, Trump secara sepihak mengumumkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, yang menimbulkan kecaman regional dan internasional yang meluas.
Akan tetapi, Majelis Umum PBB sangat mendukung resolusi yang tidak mengikat yang meminta AS untuk menarik keputusan tersebut. Dari 193 anggota majelis, 128 negara memilih resolusi tersebut, sedangkan 9 negara – termasuk A.S. dan Israel – memilih untuk menentang dan 35 negara abstain.
(ameera/arrahmah.com)