BEIRUT (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Libanon Najib Mikati Senin (3/1/2022) mengatakan kritik terhadap Arab Saudi oleh pemimpin kelompok Hizbullah Libanon yang didukung Iran tidak melayani kepentingan nasional atau mewakili sikap resmi negara itu.
Arab Saudi dan sejumlah negara Teluk Arab lainnya menarik duta besar dan mengusir utusan Libanon pada Oktober dan November dengan dalih “musuh bebuyutan” mereka, Hizbullah, yang mendominasi negara Libanon.
Dalam pidatonya, Senin (3/1), pemimpin Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah menuduh raja Arab Saudi melakukan terorisme.
“Raja, sang teroris, adalah orang yang telah mengekspor … ideologi Daeshi ke dunia, dan itu adalah anda,” kata Nasrallah, menggunakan akronim untuk Negara Islam, kelompok Islam garis keras yang mendeklarasikan kekhalifahan di wilayah Suriah dan Irak pada tahun 2014.
Mikati menanggapi dalam sebuah pernyataan, menjauhkan dirinya dari pemimpin Hizbullah.
“Apa yang dikatakan Nasrallah tentang Kerajaan Arab Saudi malam ini tidak mewakili posisi pemerintah Libanon dan sebagian besar rakyat Libanon. Bukan kepentingan Libanon untuk menyinggung negara Arab mana pun, terutama negara-negara Teluk.”
“Demi Tuhan, kasihanilah Libanon dan rakyat Libanon dan hentikan retorika sektarian dan politik yang penuh kebencian,” himbau Mikati.
Pejabat Libanon termasuk Presiden Michel Aoun, sekutu Hizbullah, dan Mikati telah menyerukan dialog dengan Arab Saudi untuk menyelesaikan krisis diplomatik, yang telah menumpuk ke krisis ekonomi sekarang di tahun ketiga.
Saudi telah meminta Libanon untuk mengakhiri pengaruh “teroris Hizbullah” atas negara tersebut. Pemerintahan Mikati terdiri dari beberapa menteri yang didukung oleh Hizbullah dan sekutunya gerakan Amal.
Mikati membentuk pemerintahan pada bulan September dengan tujuan untuk merundingkan program dukungan Dana Moneter Internasional (IMF) dan memulai pemulihan ekonomi.
Tetapi dia tidak dapat mengadakan rapat Kabinet sejak 12 Oktober di tengah tuntutan Hizbullah dan Amal untuk membatasi penyelidikan ledakan mematikan di Beirut Agustus 2020. (Althaf/arrahmah.com)