(ARRAHMAH.COM) – Perdana Menteri Irak Nouri Al-Maliki telah dituduh melakukan pembantaian terhadap penduduk Muslim Sunni dengan dalih “perang melawan teror”nya. Anggota Parlemen Eropa atau Member of European Parliament (MEP) Struan Stevenson, yang menyatakan hal tersebut, adalah presiden delegasi parlemen Eropa untuk hubungan dengan Irak. Dia mengatakan bahwa Al-Maliki sedang melakukan sebuah kampanye teroris dengan keras di semua provinsi umat Islam (Muslim Sunni) di Irak.
Serangan militer terbaru di Fallujah dan Ramadi di Provinsi Al-Anbar, kata Stevenson, adalah “kampanye terakhir bagi Al-Maliki untuk mengeliminasi oposisi partainya menjelang pemilu pada tanggal 30 April.” Anggota MEP Skotlandia mencatat bahwa sekitar 1.400 orang telah tewas dalam serangan terbaru; ribuan lainnya terluka.
Milisi suku Sunni telah berulang kali membantah bahwa mereka menyembunyikan “teroris” Al-Qaeda atau kelompok jihad lainnya, sebagaimana mereka telah dituduh oleh Al-Maliki. Mereka menghadapi pasukan pemerintah dari Fallujah dan sebagian besar Ramadi.
Mantan Menteri Pertahanan AS Robert Gates menuduh Al-Maliki baru-baru ini memperlakukan warga Irak Sunni dengan cara memusuhinya. Dalam sebuah wawancara TV, Gates menyatakan bahwa perdana menteri itu mempromosikan dominasi Syiah atas pemerintah di Irak, sementara dia menjauhkan kaum Sunni. Ahlussunnah Irak, para pemimpin suku dan politisi yang menentang pemerintah Syiah Irak menyatakan Al-Maliki menyalahgunakan apa yang disebutnya sebagai “perang melawan terorisme” untuk mempromosikan sektarianisme.
Mereka mengatakan bahwa dia mengangkat slogan “terorisme” untuk menyerang para pengunjuk rasa Sunni yang telah turun di jalan-jalan Irak menyerukan pembebasan tahanan politik yang dilakukan oleh pemerintah Syiah dan pembataian hukuman mati dalam konstitusi Irak. Hal ini digunakan, mereka menekankan, terutama untuk mengeksekusi anggota-anggota oposisi Sunni.
Slogan “perang melawan teroris” dan “perang melawan Daulah Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Irakand Sham (ISIS)” di Irak tersebut merupakan kedok Nouri Al-Maliki untuk menutup-nutupi pembantaian terhadap umat Islam (Muslim Sunni) Irak dan perlawanan rakyat Sunni Irak.
(aliakram/arrahmah.com)