LONDON (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Inggris Theresa May telah menolak untuk mengutuk Boris Johnson setelah sang Menlu menyarankan bahwa wanita Muslim yang mengenakan burqa menyerupai “kotak surat” dan “terlihat seperti perampok bank” dalam sebuah kolom surat kabar.
Mantan menlu itu mengatakan pada Senin (6/8/2018) bahwa pakaian yang menutupi wajah itu “menindas” dan menambahkan: “Ini benar-benar konyol bahwa orang harus memilih menyerupai kotak surat berjalan.”
Dia menambahkan dalam kolom Telegraph bahwa setiap siswa perempuan yang muncul di sekolah atau di kuliah yang “tampak seperti seorang perampok bank” harus diminta untuk melepasnya.
Juru bicara untuk May menolak untuk mengutuk tindakan Johnson, dan hanya menambahkan: “Kami tidak mendukung larangan atas niqab.”
Anggota parlemen Partai Buruh David Lammy menggambarkan tindakan Johnson semacam tindakan “toko pound [Donald] Trump.”
“Saat para wanita Muslim mengenakan burka yang ditarik oleh preman jalanan, Boris Johnson malah mengejek mereka ‘tampak seperti kotak surat’,” kata anggota parlemen Buruh, Senin (6/8).
“Toko pound Donald Trump sepertinya mengipasi api Islamofobia untuk mendorong ambisi elektoralnya yang kotor,” lanjut Lammy.
Johnson memiliki sejarah membuat komentar yang bernada inflamatif. Misalnya, ia menggambarkan orang-orang kulit hitam dari negara-negara Persemakmuran sebagai “bocah hitam yang mengibarkan bendera” dengan “senyum semangka”.
Komentar mantan luar negeri ini akan ditafsirkan sebagai bagian dari upaya untuk memenangkan dukungan pada kepemimpinan Tory yang potensial karena popularitas May terus menurun.
Johnson mengundurkan diri pada bulan Juli sebagai protes atas proposal Brexit May.
Dia juga mempertimbangkan untuk membuat “intervensi signifikan” ke dalam perdebatan Brexit pada bulan September menjelang konferensi Partai Konservatif, menurut laporan Sunday Times. (Althaf/arrahmah.com)