NEW DELHI (Arrahmah.com) – Perdana Menteri India, Narendra Modi, yang tampaknya menyerang Rahul Gandhi atas keputusannya untuk bertarung dari kursi kedua, Wayanad dari Kerala, dalam pemilihan nasional bulan ini, mengatakan kemarin (1/4/2019) bahwa Kongres “takut” untuk mengajukan calon dari konstituen yang didominasi oleh populasi mayoritas karena telah menghina Hindu dengan menggunakan istilah “teror Hindu”.
“Kongres telah mencap Hindu yang cinta damai sebagai teroris,” Modi mengatakan pada sebuah rapat umum di Maharashtra, menawarkan teorinya tentang mengapa Rahul Gandhi memutuskan untuk memperebutkan kursi kedua selain Amethi di Uttar Pradesh.
“Kongres menghina umat Hindu. Orang-orang telah memutuskan untuk menghukumnya dalam pemilihan. Para pemimpin partai itu sekarang takut bersaing dengan konstituensi yang didominasi oleh populasi mayoritas masyarakat (Hindu). Itulah sebabnya mereka dipaksa untuk berlindung di tempat-tempat di mana mayoritas berada di minoritas,” lanjut Modi, meluncurkan kampanye aliansi BJP-Shiv Sena untuk pemilihan nasional April-Mei di Wardha.
“Kongres menggunakan istilah ‘teror Hindu’ … Kongres menyebut Hindu yang cinta damai sebagai teroris … apakah ada satu insiden terorisme Hindu? Rakyat tidak akan pernah memaafkan Kongres atas penghinaan ini,” kata Modi.
Dia juga menuduh Kongres dan Partai Kongres Nasionalis mempertanyakan keberanian tentara dan menghina mereka setelah serangan teror Pulwama dan serangan udara berikutnya oleh Angkatan Udara India yang menargetkan “kamp teror” di Balakot Pakistan. “Partai-partai ini berbicara dalam bahasa Pakistan,” tambahnya.
Kongres mengumumkan pada akhir pekan bahwa cucu Indira Gandhi ini akan ikut serta dari Wayanad, sebuah langkah yang disebut partai itu menjangkau negara-negara selatan. Namun BJP, mengatakan langkah tersebut mencerminkan bahwa Rahul Gandhi tidak percaya diri dengan konstituensi tiga kali Amethi, jadi memutuskan untuk bertarung dari kursi lain kali ini, lapor NDTV online. (Althaf/arrahmah.com)