BRUSSELS (Arrahmah.com) – Pernyataan pedas dan seolah tidak memiliki perikemanusiaan datang dari Perdana Menteri Hungaria, salah satu negara Eropa yang saat ini menjadi sorotan terkait dengan para pengungsi Suriah yang berusaha memasuki negara-negara Eropa untuk mencari perlindungan.
Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban mengatakan bahwa negaranya tidak ingin lebih banyak Muslim membanjiri wilayahnya, terkait dengan lonjakan pengungsi asal Suriah yang mencoba memasuki negara tersebut.
“Saya pikir kami memiliki hak untuk memutuskan bahwa kami tidak ingin sejumlah besar Muslim berada di negara kami,” ujar
Orban kepada para jurnalis di depan markas Uni Eropa di Brussels seperti dilansir Al Jazeera pada Kamis (3/9/2015).
“Kami tidak suka dengan konsekuensi,” lanjutnya.
Orban mengatakan mereka yang melarikan diri dari negara-negara konflik seperti Suriah tidak perlu mencoba memasuki Hungaria, ujarnya untuk membela keputusan negara yang akan membangun pagar di sepanjang perbatasan.
“Tolong jangan datang. Sangat beresiko untuk datang. Kami dapat menjamin bahwa kalian tidak akan diterima,” ujar Orban di Brussels.
“Kami orang-orang Hungaria penuh ketakutan, orang-orang di Eropa penuh ketakutan karena melihat bahwa para pemimpin Eropa, di antaranya perdana menteri, tidak mampu untuk mengendalikan situasi,” klaim Orban.
Komentarnya datang saat pengungsi yang menumpang kereta api menuju perbatasan Austria terlibat bentrok dengan polisi Hungaria karena mereka dipaksa untuk keluar dan dibawa ke sebuah kamp pengungsi.
Ribuan pengungsi telah tidur di luar stasiun kereta api Budapest karena polisi telah memblokir mereka dari memasuki stasiun selama dua hari.
Namun akhirnya mereka dibiarkan pergi pada Kamis (3/9) pagi, kereta membawa mereka menuju Sopron, sebuah kota dekat perbatasan Austria. Tetapi polisi Hungaria menghentikan kereta api sebelum sampai di tujuan dan polisi memaksa para pengungsi untuk keluar dan memerintahkan mereka menaiki bus yang membawa mereka ke kamp pengungsi, ujar laporan kantor berita Hungaria MTI seperti dilansir Al Jazeera.
Beberapa keluarga berbaring di rel kereta api setelah mencoba untuk melarikan diri dari polisi.
Sekitar 50 polisi anti-huru hara berbaris saat kereta api pengganti memperbolehkan penumpang non-pengungsi untuk melanjutkan perjalanan mereka, lansir Reuters.
Hungaria telah banyak mendapat kritikan karena caranya menangani arus pengungsi ke Eropa. (haninmazaya/arrahmah.com)