DHAKA (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, menyatakan bahwa Bangladesh akan memberikan tempat bernaung bagi para pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar, padahal sebelumnya ia mendesak agar seluruh pengungsi kembali ke tanah kelahiran mereka, Bdnews24 melaporkan pada Rabu (20/9/2017).
“Kami telah mengatakan kepada Myanmar bahwa mereka harus menarik kembali warganya. Berikan keamanan untuk mereka,” katanya pada Selasa saat berbicara dalam sebuah resepsi yang diselenggarakan oleh partainya di Amerika Serikat.
Lebih dari 400.000 Muslim Rohingya telah melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh dalam tiga minggu setelah agresi brutal militer Myanmar.
PBB telah menggambarkan strategi Myanmar sebagai “pembersihan etnis”.
Bangladesh telah menjadi rumah bagi 400.000 pengungsi Rohingya sebelum para gerilyawan yang membela diri atas penindasan pemerintah Myanmar menyerang 30 pos polisi dan sebuah pangkalan militer di negara bagian Rakhine barat pada 25 Agustus.
PBB mengatakan jumlah pengungsi baru dapat mencapai satu juta pada akhir tahun jika situasinya tetap tidak berubah.
Hasina, yang tiba di New York pada 18 September, dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam pertemuan Majelis Umum PBB ke-72 pada tanggal 21 September.
Pejabat mengatakan perdana menteri akan menyoroti akar penyebab krisis dan proposal Bangladesh untuk mengatasinya.
Selama dua hari terakhir, Hasina telah mendesak masyarakat internasional untuk bersatu dalam menghentikan kekerasan di Myanmar dalam beberapa sesi.
“Apa yang kami harapkan adalah meningkatkan tekanan pada Myanmar, untuk menarik kembali rakyat mereka dan menerapkan rekomendasi yang diajukan oleh komisaris Kofi Annan,” Presiden partai berkuasa Liga Awami tersebut mengatakan pada resepsi di Hotel Marriott di Manhattan.
Mengacu pada kunjungannya baru-baru ini ke kamp pengungsi Cox’s Bazar, dia mengatakan bahwa hal itu mengingatkannya pada tahun 1971.
“Ketika pasukan Pakistan membakar rumah kami dan membunuh rakyat kami, sekitar 10 juta orang menyeberangi perbatasan ke India. Kini mereka (Rohingya) berada dalam bahaya dan kami pasti perlu memberi mereka tempat tinggal.”
Perdana menteri mengatakan banyak di masyarakat internasional telah bertanya kepadanya bagaimana Bangladesh akan mendukung sejumlah besar pengungsi.
“Saya sudah mengatakan kepada mereka, kami memiliki 160 juta rakyat. Jika kami memiliki persediaan pangan untuk jumlah tersebut, tidakkah menjadi kesulitan bagi kami untuk memberi makan 700.000 sampai 800.000 lainnya?”
Sembari mengklaim ‘kebaikan hati’ rakyat Bangladesh, Hasina mengatakan bahwa pemerintah telah mengambil tindakan untuk menyediakan makanan, tempat penampungan dan perawatan bagi para pengungsi.
“Meski demikian Myanmar harus mengambil kembali warganya,” tegasnya. (althaf/arrahmah.com)