DHAKA (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, telah meminta warga negaranya waspada setiap kali mereka melihat kegiatan yang mencurigakan.
Dia mengeluarkan peringatan itu di jam-jam pidatonya di parlemen kemarin (24/4/2019) setelah menghadiri prosesi pemakaman Zayan Chowdhary (8), kerabatnya yang tewas dalam pemboman Paskah di Sri Lanka.
“Kami dengan tegas mengutuk serangan bom semacam itu, serangan militan. Saya ingin memberi tahu warga agar tetap waspada dan memberi tahu para penegak hukum setiap kali mereka melihat sesuatu yang tidak normal,” ungkapnya.
Kepala Kontraterorisme dan Kejahatan Lintas Negara atau kepala unit CTTC, Monirul Islam, telah menyatakan kekhawatirannya bahwa para “militan” Bangladesh dapat mengambil inspirasi dari serangan terhadap tetangga Asia Selatan itu.
Zayan, cucu pemimpin partai berkuasa Liga Awami, Sheikh Fazlul Karim Selim, terbunuh bersama dengan sedikitnya 350 lainnya dalam serangan yang diklaim oleh Daesh.
Ayahnya Moshiul Haque Chowdhary Prince selamat dari ledakan itu tetapi terluka parah. Keluarga itu sedang berlibur di Sri Lanka saat insiden terjadi.
Berbicara tentang serangan Sri Lanka di parlemen, Hasina menyatakan bahwa “terorisme” telah menjadi masalah global.
“Kami tidak ingin kejadian seperti itu terjadi di mana pun di dunia. Teroris dan militan tidak memiliki agama, mereka tidak memiliki negara,” tambahnya.
“Mereka yang melakukan aksi teror atas nama Islam sebenarnya menodai citra agama suci bagi umat manusia,” lanjutnya.
Hasina mengingat pembunuhan 50 orang, termasuk lima orang Bangladesh, dalam penembakan pada 15 Maret di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru oleh seorang tersangka supremasi kulit putih.
“Sangat menyakitkan bagi umat manusia bahwa beberapa orang fanatik menyakiti orang-orang meskipun semua agama berbicara perdamaian,” kata sang perdana menteri. (Althaf/arrahmah.com)