DHAKA (Arrahmah.com) – Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, telah mendesak Indonesia untuk berperan dalam mengirimkan kembali para pengungsi Rohingya ke Myanmar, lansir bdnews24 pada Selasa (7/3/2017).
Seruan ini ia lontarkan pada pertemuan bilateral dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di sela-sela KTT para pemimpin Asosiasi Lingkar Benua Hindia (IORA) pada hari yang sama (7/3) di Jakarta.
Menteri Luar Negeri Bangladesh, Shahidul Haque, mengatakan di sela-sela konferensi pers bahwa Hasina dan Widodo membahas kunjungan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi ke Bangladesh dan Myanmar untuk membahas masalah Rohingya akhir tahun lalu.
“Perdana menteri yang terhormat mengatakan isu ini adalah masalah besar dan perlu diselesaikan. Dia meminta Indonesia untuk berperan dalam mengirimkan kembali orang-orang Myanmar (Rohingya) – yang berada di Bangladesh saat ini,” kata Haque.
Bangladesh mengklaim telah melindungi lebih dari 500.000 pengungsi Rohingya yang melarikan diri penganiayaan di Myanmar, untuk waktu yang lama.
Aliran pengungsian terbaru dari Rohingya ke Bangladesh dimulai setelah Angkatan Darat Myanmar melancarkan tindakan keras terhadap kelompok etnis menyusul serangan mematikan di pos polisi perbatasan pada bulan Oktober tahun lalu.
Haque pun mengatakan bahwa isu impor gas alam cair (LNG) dari Indonesia juga dibahas dalam pertemuan tersebut. Berdasarkan penuturannya, Indonesia sudah mengusulkan untuk menandatangani nota kesepahaman tentang masalah tersebut.
Jokowi juga menyatakan keinginan untuk terlibat lebih dalam mengembangkan sektor kereta api Bangladesh. Bangladesh baru saja membeli 250 pelatih kereta dari Indonesia.
Menurut Haque, Hasina menggarisbawahi bahwa Bangladesh adalah pengekspor obat-obatan ke 70 negara termasuk Amerika Serikat dan banyak negara di Eropa. Presiden Indonesia menyatakan minatnya untuk melakukan kerja sama antara kedua negara dalam bidang ini juga.
Dalam pertemuan itu juga Jokowi menerima undangan Hasina untuk berkunjung dan mengatakan ia akan mengirim delegasi tingkat menteri untuk membahas kunjungan dalam waktu dua bulan, tambah Haque.
Selain Presiden Indonesia, Sheikh Hasina juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, dan menteri negara Uni Emirat Arab, Jepang dan India di sela-sela KTT. (althaf/arrahmah.com)