ANKARA (Arrahmah.com) – Gerakan PKK Kurdi mengancam akan meningkatkan perang di Turki jika tuntutan-tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Pemimpin Partai Kerja Kurdistan (PKK), Cemil Bayik, mengatakan bahwa sebenarnya kelompok mereka bersedia untuk bernegosiasi, tapi tidak akan menyerah.
Namun, juru bicara kepresidenan Turki menyatakan tidak ada kesempatan negosiasi dengan PKK untuk saat ini.
Menanggapi pernyataan jubir tersebut, Bayik berkata, “Para pemberontak Kurdi akan membela diri sampai akhir. Jika pendekatan Turki seperti itu – tentu saja PKK akan meningkatkan perang.”
Bayik kemudian menekankan bahwa keinginan PKK bukanlah untuk memisahkan diri dari Turki.
“Kami tidak ingin membelah Turki. Kami hanya ingin hidup di dalam daerah Turki, di tanah kami sendiri yang bebas. Perjuangan akan terus berlanjut hingga hak bawaan Kurdi terpenuhi,” katanya.
Pernyataan ini sekaligus menampik komentar penasihat kepresidenan Turki, Ilnur Cevik, yang mengatakan kepada wartawan BBC bahwa PKK berusaha untuk mendirikan sebuah negara terpisah di Turki.
“Kami akan berjuang terus untuk menghentikan ini. Rakyat Turki yang kini menentukan, menurut jajak pendapat publik. Mereka berkata, ‘Jangan berhenti.'”
Gencatan senjata antara pemerintah Turki dan PKK sebelumya telah berlangsung selama dua tahun hingga akhirnya gagal akibat bentrokan pada Juli tahun lalu. Sejak saat itu pertarungan antara kedua pihak meningkat, termasuk serangan udara Turki atas pangkalan-pangkalan PKK di Irak utara, lansir BBC (25/4/2016). (fath/arrahmah.com)