NGANJUK (Arrahmah.com) – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Akhfiya’, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, Ustadz Nashirudin Ahmad yang baru saja dibebaskan, dicegat di jalan saat akan menghadiri ceramah agama yang diisi oleh salah seorang pimpinan gerakan Islam, Sabtu malam (17/11).
“Tadi malam Ustadz Nashirudin Ahmad dibawa ke Polda Surabaya, waktu mau ke pengajian ustadz Alfian Tanjung,” kata Saif salah satu pengurus Ponpes Darul Akhfiya’ kepada arrahmah.com, Minggu (18/11).
Berdasarkan Informasi yang dihimpun, Ustadz Nashirudin telah resmi ditahan tadi malam, Sabtu, jam 02.00 dini hari dengan tuduhan memiliki identitas ganda (keterangan lain menyebutkan bahwa nama lahir berbeda dengan yang di KTP), melanggar UU Nomer 23 tahun 2006, pasal 62 ayat 1, dengan hukuman maksimal 2 tahun.
Anehnya, karena tuduhan beridentitas ganda tersebut, pimpinan Darul Akhfiya’ harus dibawa dengan pengawalan ketat aparat bersenjata lengkap kurang lebih 6 unit mobil. Saat ini, Ustadz Nashirudin sendiri sudah didampingi oleh pembela hukum.
“Sudah ada TPM yang mendampingi,” pungkas Saif.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan santri dan Ustadz dari Ponpes Darul Akhfiya’ ditangkap aparat keamanan dengan dalih mengevakuasi dari warga yang mengusir karena aktifitas mereka dianggap mencurigakan (12/11). Setiap malam, digelar pengajian dan latihan beladiri secara tertutup di halaman rumah yang ditempati sejak sekitar setahun lalu itu.
Di rumah tersebut mereka mendirikan pesantren Darul Akhfiya’. Namun Ustadz Nasirudin Ahmad, pengasuh pesantren Darul Akhfiya’ membantah pemberitaan tersebut. Ia menepis kecurigaan masyarakat dengan mengatakan anggota kelompoknya hanya beraktifitas sebagaimana pesantren pada umumnya, yaitu mengaji dan berlatih beladiri.
“Kami tidak mengajarkan gerakan terorisme, namun hanya ilmu agama seperti pesantren umumnya. Selain itu, kami juga mengajarkan ilmu beladiri,” ujarnya.
Kemudian, sejumlah 49 santri tersebut bersama para ustadz dibebaskan pada Rabu (14/11) karena dianggap tidak terbukti terlibat aktifitas mencurigakan terlebih terorisme. (bilal/arrahmah.com)