MOGADISHU (Arrahmah.com) – Syaikh Hassan Dahir Aweys, pimpinan salah satu kelompok mujahidin di Somalia, pada hari Sabtu (8/8) dengan tegas menyerang kebijakan luar negeri AS terhadap negaranya, dua hari setelah presiden munafik Somalia bertemu dengan menteri luar negeri AS di Nairobi, Kenya.
Syaikh Aweys, pemimpin Hizbul Islam, mengutuk keras apa yang kebijakan AS untuk melipatgandakan bantuan untuk menangani masalah Somalia yang terjadi sejak jatuhnya penguasa Somalia, Mohammed Siyad Barre pada tahun 1990.
Dalam pernyataan yang diumumkan di Mogadishu, Syaikh Aweys mengatakan dirinya telah memperkirakan akan ada perubahan kebijakan AS terhadap Somalia di bawah kepemimpinan presiden terakhir Barack Obama.
“Sebagaimana yang kita ketahui, pemerintahan baru itu (AS di bawah Barack Obama) masih mengikuti kebijakan pendahulunya dengan menciptakan tim ‘internal’ dalam tubuh pemerintahan Somalia untuk mendukung agen-agen dan para ‘pahlawan perang’ asing,” tutur Syaikh Awed.
Pernyataan ini muncul dua hari setelah pertemuan antara munafikin Sharif Ahmed dan Hillary Clinton di sela-sela pertemuan forum ekonomi Afrika di Nairobi.
Saat itu Clinton berjanji bahwa AS akan mendukung penuh pemerintahan Somalia yang dipimpin oleh Sharif Ahmed dan mengutuk pemberontakan yang dilakukan oleh mujahidin di Somalia yang berusaha menggulingkan pemerintahan yang dikehendaki oleh kalangan internasional.
Clinton pun memperingatkan Eritrea untuk tidak memberikan bantuan apapun terhadap para mujahidin di Somalia. Namun Eritrea sendiri menolak tuduhan tersebut. (Althaf/xh/arrahmah.com)