JAKARTA (Arrahmah.com) – Pemimpin organisasi Hamas Ismail Haniyeh mengirim surat mengenai rencana aneksasi “Israel” kepada Presiden RI Joko Widodo. Surat tersebut dikabarkan sampai di Istana Presiden pada Selasa (9/6/2020).
Inilah isi dari surat tersebut,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kami, Gerakan Perlawanan Islam Hamas dengan bahagia menyampaikan salam dan ucapan terima kasih kepada Bapak Presiden, berharap Anda dan negara Indonesia selalu berada dalam keamanan, kemakmuran dan kesejahteraan. Kami berharap Anda mencapai kesuksesan dan prestasi dalam memimpin negara ini menuju masa depan yang makmur dan menjanjikan. Kami juga berharap Anda meraih kesuksesan dalam perang melawan pademi virus corona.
Seperti yang Anda ketahui, bahwa pendudukan “Israel” akan berlanjut dengan eskalasi yang berbahaya bagi rakyat Palestina, tanah kelahiran mereka, hak asasi mereka, kelangsungan hidup mereka, dan tempat-tempat suci, serta eksploitasi penyebaran virus corona.
Di tengah kondisi yang demikian, pendudukan “Israel” masih terus melanjutkan implementasi aktual dari apa yang mereka sebut “Deal of Century” atau “Kesepakatan Abad Ini” dengan mempercepat proses Yahudisasi, pemindahan, deportasi, dan rencana pembangunan pemukiman Yahudi, memaksakan blokade terhadap Jalur Gaza, mengubah status quo Masjid Al-Aqsa, dan mengimplementasikan skema temporal dan spasial, dan yang terakhir adalah rencana untuk mencaplok sebagian besar wilayah Tepi Barat dan Lembah Jordan, yang merupakan bentuk eskalasi baru yang ditambahkan ke catatan kriminal “Israel” dan kekejaman yang dilakukan kepada Palestina.
Kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan “Israel” kini menjadi ancaman bagi rakyat Palestina dan umat Islam.
Bapak Presiden yang Kami muliakan,
Mengingat pelanggaran dan skema menjijikkan yang kini tengah dilakukan “Israel” dan berdasarkan tanggung jawab yang dibebankan oleh umat Islam kepada Palestina dan alasannya, maka kami, Gerakan Perlawanan Hamas, ingin mengkonfirmasi dan meminta Anda untuk menanggapi poin dan banding berikut ini:
1. Untuk segera turun tangan guna menangani kejahatan, kebijakan rasis yang dilakukan oleh pendudukan “Israel” di Tepi Barat dan Lembah Jordan.
Umat Islam harus bersatu, serius dalam menolak dan mengkriminalisasi rencana aneksasi, melindungi tempat-tempat suci umat Islam dari proses Yahudisasi dan partisi, mendukung rakyat Palestina di Yerusalem yang kukuh berdiri mempertahankan tanah mereka, dan menghalangi pendudukan “Isarel” dan memaksanya untuk menghentikan agresi, dan memblokir skema terorisme, pemukiman dan Yahudisasi yang dipercepat di Tepi Barat, Yerusalem, dan Masjid Al-Aqsa.
2. Untuk mengintensifkan kontak dan memobilisasi upaya bersama dengan negara-negara yang terikat dalam persaudaraan dan persahabatan serta dengan organisasi baik regional maupun internasional baik di tingkat politik dan diplomatik, serta di tingkat hukum untuk membentuk sebuah posisi internasional yang terpadu guna menegaskan dan mendukung kembali hak-hak rakyat Palestina.
Posisi yang demikian tentu akan dapat menekan pendudukan “Israel” untuk menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi dan penyitaan tanah rakyat Pelestina yang selama ini telah dilakukan oleh “Israel”. Selain itu, negara-negara tersebut juga harus mengkriminalisasi pelanggaran dan serangan yang selama ini dilakukan “Israel” dan mengarahkan untuk dilakukannya investigasi terhadap kejahatan “Israel” dan meminta pertanggung jawaban para pemimpinnya.
3. Untuk menyerukan diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi Islam untuk mendukung posisi Palestina serta menolak dan mengutuk pemukiman dan skema Yahudisasi di Tepi Barat dan Yerusalem, dengan semua rencana untuk melikuidasi masalah Palestina, terutama yang didukung pemerintah AS.
Umat Islam juga harus menciptakan jaringan politik, diplomatik, ekonomi, dan media untuk melindungi proyek pendirian negara Palestina yang didasarkan pada hak-hak sah warga Palestina untuk membebaskan tanah mereka dan mendirikan negara Palestina yang merdeka.
4. Pemerintah ekstremis “Israel”, yang memiliki sejarah panjang mengenai tindakan kriminal, mengeksploitasi normalisasi yang dilakukan dengan beberapa negara Arab dan negara Islam untuk mengimplementasikan proyek pemukiman yang keji dan Yahudisasi.
Di tengah rencana “Isarel”, kami kembali memohon kepada negara-negara Islam untuk menolak dan mengkriminalisasi proses normalisasi yang dilakukan dengan pendudukan “Israel”. Kami menganggap bahwa normalisasi sebagai tindakan yang tak mampu dimaafkan dan seperti menusuk rakyat Palestina dari belakang, sementara pendudukan “Israel” terus melancarkan agresi dan pelanggaran terhadap rakyat Palestina dan tanah mereka.
5. Kami tetap menganggap pendudukan “Israel” bertanggung jawab atas meningkat dan dipercepatnya skema provokatif yang dilakukan di Tepi Barat.
Rakyat Palestina tidak akan tinggal diam menyaksikan pendudukan “Israel” melakukan pelanggaran semacam itu. Kami menekankan bahwa rakyat Palestina, yang berdiri kokoh mempertahankan tanah mereka dan menjunjung tinggi hak-hak mereka hingga mereka bebas dan dapat kembali ke kota dan desa asal mereka, akan menghadapi segala bentuk terorisme “Israel” dengan perlawanan yang komperhensif dan segala cara yang memungkinkan.
Akhirnya, kami, Gerakan Perlawanan Hamas, ingin menegaskan kembali bahwa gerakan kami menganut persatuan nasional sebagai pilihan strategis bagi rakyat Palestina. Kami mengkonfirmasi bahwa gerakan kami siap untuk berpartisipasi dalam setiap pertemuan yang ditujukan bagi pejabat Palestina untuk menyepakati proyek pembentukan negara Palestina yang menangani bahaya besar yang dihadapi rakyat Palestina dan tanah air mereka.
Selain itu, Hamas selalu berharap untuk adanya lebih banyak koordinasi dan kolaborasi dengan umat Islam dan negara Arab, pemerintah dan organisasi, untuk mengambil sikap yang tegas mengenai skema yang dilancarkan oleh pendudukan “Israel”. Kami menantikan dukungan Anda untuk rakyat Palestina yang berada digarda terdepan melawan pendudukan “Israel” demi mempertahankan tanah dan hak-hak mereka, tempat-tempat suci umat Islam, dan sejarah Islam serta identitas Palestina.
Tertanda,
Ismail Haniyeh
Pimpinan Hamas – Palestina
(*/arrahmah.com)