HOMS (Arrahmah.com) – Seorang pilot yang membelot dari angkatan udara rezim Nushairiyah mengungkapkan bahwa para ahli dan inspektur dari Iran telah menguasai angkatan udara Suriah dan bandara sejak Agustus 2011, hanya 6 bulan setelah dimulainya revolusi Suriah.
Pilot yang berpangkat kolonel di angkatan udara rezim menagatakan kepada Zaman Alwasl bahwa sekelompok ahli berjumlah sekitar 12 orang dari Iran memasuki bandara militer al-Sho’aerat di Homs pada Agustus 2011, di mana mereka menempati tempat khusus dan dijauhkan dari pekerja lain di bandara, semua teknisi Suriah dan insinyur serta pilot dicegah dari memasuki ruangan mereka, kecuali manajer keamanan bandara.
Kolonel yang berinisial NM menegaskan bahwa hal yang sama terjadi di bandara militer lainnya seperti al-Sin, T4, Domair, Mezzeh dan Hama.
Terkait dengan metode yang digunakan dalam mendengarkan percakapan staf bandara, kolonel melaporkan bahwa seorang letnan yang bekerja di departemen sinyal telah memperingatkan dia untuk melepas baterai ponsel jika ingin berbicara sesuatu yang serius atau diam-diam, karena ia sadar bahwa Iran memiliki perangkat yang bisa menangkap percakapan yang dilakukan di samping ponsel bahkan jika ponsel tersebut dalam keadaan mati. Dia menambahkan bahwa sebagian besar pekerja di bandara mulai melepaskan baterai ponsel mereka saat melakukan pembicaraan dengan rekannya.
Sehubungan dengan daftar nama yang diterbitkan oleh Zaman Alwasl mengenai nama-nama pilot dan kejahatan yang mereka lakukan, kolonel yang membelot itu membenarkan 100%. Dia mengungkapkan bahwa sekelompok pilot berjumlah 4 orang (Abdullah Solaiman, Ahmed Mansoor, Derboli dan Dibo) sangat tertarik untuk melakukan misi pengeboman terhadap warga Suriah, bahkan misi mereka dilakukan tanpa izin dari panglima angkatan udara.
Menurut sang kolonel, beberapa pilot menghabiskan misi selama 15 jam penerbangan dalam beberapa hari dan menyebutkan bahwa gaji mereka mencapai 250 ribu pound Suriah karena jumlah misi udara yang mereka lakukan.
Aktivis Suriah, Abo Amr al-Homsi menegaskan bahwa tingginya gaji pilot Suriah adalah salah satu alasan untuk mencegah mereka melakukan pembelotan, serta fakta bahwa sebagian besar dari mereka (80%) berasal dari sekte Alawiyah. (haninmazaya/arrahmah.com)