ANKARA (Arrahmah.com) – Dua pilot Turki yang berperan dalam jatuhnya sebuah jet Rusia pada bulan November berada di tahanan atas keterlibatannya dalam upaya kudeta di Turki pada 15 Juli, kata seorang pejabat Turki, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Selasa (19/7/2016).
Jatuhnya jet tempur Rusia di perbatasan Suriah pada November lalu memicu krisis diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Turki dan Rusia, yang berakhir bulan lalu ketika kedua negara itu sepakat untuk memulihkan hubungan.
“Dua pilot yang merupakan bagian dari operasi untuk menjatuhkan jet tempur Su-24 Rusia pada November 2015 berada di tahanan,” kata seorang pejabat Turki kepada AFP, Senin (18/7).
Ketika ditanya tentang masalah ini oleh media Turki, Menteri Kehakiman Bekir Bozda mengatakan bahwa ada laporan tentang pilot-pilot yang ditahan itu tapi mereka “belum dapat dikonfirmasi”.
Pejabat yang berbicara kepada AFP menegaskan bahwa pilot-pilot militer itu telah ditangkap atas keterkaitannya dengan kudeta dan bukan karena serangan terhadap pesawat Rusia.
Tapi, Walikota Ankara Melih Gokcek berpendapat bahwa pilot-pilot tersebut, yang diduga merupakan pendukung Fettullah Gulen yang berbasis di AS, mungkin telah menembak pesawat Rusia sebagai bagian dari konspirasi untuk membahayakan pemerintah Turki.
Pemerintah Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan menyalahkan gerakan Gulen, yang mereka sebut sebagai “parallel state”, dan para pendukungnya dalam militer atas percobaan melakukan kudeta.
Berbicara kepada CNN Turk pasca upaya kudeta, Gokcek mengatakan: “Paralell bertanggung jawab atas ketegangan antara Rusia dan kita. Insiden itu [penembakan jatuh pesawat Rusia] didalangi oleh seorang pilot yang merupakan anggota dari ‘parallel state‘.”
“Saya mengatakan ini seratus persen. Kami tidak menyuarakan ini sebelumnya, kami menahan diri untuk mengatakannya,” katanya.
“Tapi, sekarang saya mengatakan ini, sebagai Melih Gokcek, bajingan ini yang menyebabkan keretakan antara Rusia dan kami.”
“Kenapa? Karena mereka ingin mengisolasi kami dalam politik dunia. Kemarin saya ada tamu dari Rusia, penasihat untuk Putin. Dia setuju dengan saya,” kata Gokcek.
(ameera/arrahmah.com)