SRINAGAR (Arrahmah.com) – Tentara India dan Pakistan lagi-lagi menargetkan pos dan desa masing-masing di sepanjang perbatasan mereka yang bergejolak di wilayah Kashmir yang disengketakan, menewaskan sedikitnya lima warga sipil dan dua tentara, dan melukai beberapa orang lainnya, kata para pejabat di kedua pihak, Sabtu (2/3/2019), lapor Al Jazeera.
Pertempuran berlanjut kembali hingga subuh pada Sabtu (2/3), meninggalkan dua saudara kandung dan ibu mereka meninggal di Kashmir yang dikelola India.
Ketiganya tewas setelah sebuah peluru yang ditembakkan oleh tentara Pakistan menghantam rumah mereka di wilayah Poonch dekat Garis Kontrol yang membagi wilayah Kashmir antara dua saingan bersenjata nuklir tersebut, kata polisi setempat.
Ayah anak-anak itu terluka parah dan telah dirawat di rumah sakit.
Di Kashmir yang dikelola Pakistan, seorang lelaki dan seorang bocah laki-laki terbunuh oleh penembakan militer India di Nakiyal, kata Nasrullah Khan, seorang pejabat rumah sakit. Khan mengatakan seorang pria juga terluka di daerah Tatta Pani.
Tentara Pakistan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dua tentaranya tewas di Nakiyal dalam “baku tembak sambil menargetkan pos-pos India yang melakukan penembakan terhadap penduduk sipil”.
Secara terpisah, seorang pejabat polisi di Rawalakot, berbicara kepada Al Jazeera dengan syarat anonim, mengatakan bahwa seorang pria telah terluka dan tiga rumah hancur dalam penembakan India semalam (1/3).
Juga di Kashmir yang dikelola Pakistan, pejabat pemerintah Umar Azam mengatakan pasukan India dengan senjata berat “tanpa pandang bulu menargetkan penduduk desa” di sepanjang Garis Kontrol.
Para pejabat kedua negara menggunakan deskripsi rutin untuk konfrontasi militer, dengan mengatakan tentara mereka membalas “dengan sepatutnya” dan menyalahkan yang lain karena melakukan pelanggaran “tidak beralasan” terhadap perjanjian gencatan senjata 2003 di beberapa sektor di sepanjang perbatasan Kashmir, yang menargetkan kedua pos tentara juga desa-desa sekitar.
Ketegangan telah meningkat sejak pesawat India menyeberang ke Pakistan pada Selasa pekan lalu, melakukan apa yang disebut serangan India terhadap pemberontak yang ada di balik pemboman bunuh diri di Kashmir yang dikelola India yang menewaskan 44 tentara India bulan lalu.
Kelompok pemberontak telah melawan pemerintahan India sejak 1989 dan menuntut agar Kashmir dipersatukan baik di bawah kekuasaan Pakistan atau sebagai negara merdeka.
Sentimen anti-India sangat tinggi di kawasan itu, dan kebanyakan orang mendukung perjuangan pemberontak terhadap pemerintahan India sementara juga berpartisipasi dalam protes jalanan sipil terhadap kontrol India.
Pakistan membalas serangan udara India dengan menembak jatuh jet tempur MiG-21 pada Rabu pekan lalu dan menahan pilotnya, yang dikembalikan ke India kemarin (1/3) dengan sikap damai.
Komandan Abhinandan Varthaman melintasi perbatasan Wagah-Attari sekitar pukul 21.00 waktu setempat pada Jumat, beberapa jam lebih lambat dari yang diperkirakan.
Sebuah pernyataan pers oleh kementerian luar negeri Pakistan mengatakan Varthaman telah dikembalikan ke India dan bahwa ia diperlakukan “dengan bermartabat” selama masa penahanannya.
“Ketika berada dalam penahanan, dia diperlakukan dengan bermartabat dan sejalan dengan hukum internasional. Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengumumkan kembalinya sebagai isyarat niat baik yang ditujukan untuk mengurangi meningkatnya ketegangan dengan India,” kata pernyataan itu.
Varthaman telah menjadi pahlawan nasional setelah rekaman yang beredar menunjukkan dia dipukuli oleh penduduk setempat setelah ditembak jatuh sebelum tentara Pakistan melakukan intervensi, membuat media sosial diramaikan dengan tagar #GivebackAbhinandan dan #Abhinandanmyhero.
(Althaf/arrahmah.com)