IDLIB (Arrahmah.id) — Sejumlah besar militan asing kembali meninggalkan Idlib, Suriah, untuk memerangi Rusia di Ukraina. Mereka yang pergi hampir semua berasal dari Kaukasus seperti Chechnya, Uzbekistan, dan Tajikistan.
Dilansir France24 (8/1/2023), kepergian mereka dari Idlib menyusul komandan dan anggota kelompok militan Ajnad al Kavkaz yang bulan Oktober lalu pergi ke Ukraina untuk berperang melawan pasukan Rusia di sana.
Abdul Hakim al Shishani, komandan Ajnad al-Kavkaz, nampak dalam beberapa video telah melakukan pertempuran darat di Ukrainan bersama kelompok-kelompok militer dari Batalyon Chechnya Sheikh Mansur yang aktif berperang melawan Rusia di Ukraina.
Kepergian Abdul Hakim dari wilayah Suriah diduga karena kebijakan terbaru kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir Syam (HTS) yang meminta pejuang asing untuk keluar dari Suriah.
Sejak tahun 2020 dan 2021, HTS telah memperketat aturan bagi kelompok dari luar Suriah. Beberapa pemimpin dan kelompok dari luar Suriah ditangkapi dan diusir.
“Banyak dari kita, terutama orang-orang yang memiliki rekam jejak masalah dengan para pemimpin HTS, meninggalkan Suriah menuju Ukraina. Perang Rusia-Ukraina menciptakan peluang bagi kami untuk meninggalkan Idlib dan peluang bagi HTS untuk menyingkirkan kami. Jumlah orang Chechnya yang tiba di Ukraina dari Idlib adalah sekitar 25, yang sebagian besar berkebangsaan Rusia dan Chechnya,” ungkap seorang komandan kelompok Ajnad al-Kavkaz yang dikenal sebagai Abu Abd al-Rahman al-Shishani kepada Al-Monitor beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, “Kami berharap untuk bentrok dengan pasukan Rusia di Suriah, tetapi sayangnya, itu tidak terjadi. Rusia berperang di Suriah melalui pesawat, tetapi di Ukraina, kami dapat menghadapi tentara Rusia [di darat]. Setiap musuh Rusia adalah teman kita. Juga, orang-orang Ukraina yang tertindas, dan Islam memerintahkan kami untuk mendukung yang tertindas, apalagi jika penindas adalah musuh bersama bagi kami.”
Ajnad al Kavkaz adalah kelompok moderat dari wilayah Kaukasus. Meskipun mereka dikenal jihadis tapi tidak ikut campur dalam konflik internal kelompok perlawanan Suriah. Fokus utama kelompok ini adalah memerangi pasukan rezim Suriah di pegunungan dan hutan di pedesaan Latakia berdasarkan pengalaman pertempuran mereka di wilayah geografis yang sulit. (hanoum/arrahmah.id)