JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) menilai pernyataan Menakertrans Muhaimin Iskandar dengan merendahkan lembaga Rohani Islam (Rohis) di sekolah sangat tidak pantas untuk dilakukan. Sikap Ketua Umum PKB tersebut dianggap dapat memecah belah umat dan jauh dari apa yang diajarkan Hadrotussyaihk KH Hasyim Ashari.
“Kami berpendapat pernyataan Bapak Muhaimin Iskandar tersebut kurang pantas disampaikan oleh seorang tokoh nasional karena dapat memecah belah ummat,” kata Ketua Umum PII, Randi Muchariman dalam rilis persnya yang dikirim kepada arrahmah.com, Kamis (6/12) Jakarta.
Randi berpendapat, pembangunan kaderisasi muda Ummat Islam harus terus bergulir untuk menjawab semua persoalan dan tantangan masa depan. Dalam menjalankan hal tersebut, bagaimanapun akhlak harus dikedepankan karena kaderisasi pada dasarnya adalah membina akhlak.
“Sehingga membesarkan diri dengan cara mengecilkan yang lain bukanlah suatu jalan yang tepat dan besarnya diri itu bukan mengkecilkan yang lain,” lontarnya.
PII pun mendesak Muhaimin Iskandar agar memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait dengan pernyataannya tersebut. Serta, meminta kepada ulama, khususnya yang tergabung dalam ormas Nahdathul Ulama untuk memberikan penjelasan terkait adab dan penghormatan terhadap ulama besar sehingga bisa ditempatkan sesuai pada tempatnya yang pantas.
“Demikianlah kami sampaikan pernyataan sikap ini, demi untuk menjaga kesatuan ummat dalam kebenaran dan kesabaran,” tutup Randi mengakhiri pernyataan persnya.
Dalam surat pernyataan tersebut, Pengurus Besar PII juga memberikan tembusan kelembaga-lembaga terkait, yaitu PB Nahdatul Ulama (NU), PP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), PB Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU), PB Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama (IPPNU), Majelis Ulama Indonesia (MUI). (bilal/arrahmah.com)