KASHGAR (Arrahmah.com) – Pihak berwenang di Xinjiang membatalkan kurikulum yang selama ini dipakai di sebuah sekolah menengah atas unggulan Uighur dan mengganti bahasa pengantar di sekolah dengan bahasa Mandarin, di mana sebelumnya bahasa yang digunakan adalah bahasa Uighur.
Aktivis Uighur menilai hal itu dilakukan untuk memberantas budaya Uighur di wilayah tersebut.
Sekolah Menengah Atas Uighur di Kashgar didirikan pada tahun 1956 dan dikenal sebagai sekolah unggulan untuk anak-anak Uighur di Xinjiang mempelajari bahasa dan warisan budaya mereka.
Setelah menutup Sekolah Menengah Pertama pada awal tahun 1980-an, pihak sekolah mulai fokus untuk mengajar siswa Sekolah Menengah Atas dengan tetap mempertahankan inti pengajaran sesuai dengan tradisi Uighur.
Namun sayangnya, pada awal tahun 2010, pihak berwenang menggabungkan sekolah tersebut dengan lembaga sekolah lain yang dimiliki etnis Han Cina, dan menamainya SMA 6 Kashgar. Pihak berwenang juga mengubah bahasa pengantar pelajaran dengan bahasa Mandarin dan mengharuskan setiap siswa untuk mempelajari kurikulum yang sesuai dengan masyarakat Han Cina.
Koresponden RFA mendapat informasi dari seorang guru wanita etnis Han Cina dari Divisi Pengajaran di sekolah tersebut bahwa pengajaran kini menggunakan bahasa Mandarin, adapun bahasa Uighur dapat dipelajari oleh siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler.
“Kami saat ini mengajarkan semuanya dalam bahasa nasional (Mandarin),” kata staf tersebut saat ditanya apakah sekolah tersebut menawarkan pendidikan billingual, sebagaimana dilansir RFA pada Jumat (12/6/2020). (rafa/arrahmah.com)