(Arrahmah.com) – Beberapa bulan menjelang insiden yang mengakibatkan gugurnya pemimpin Al-Qaeda Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah pada awal bulan Mei 2011, Syaikh Usamah nampak sangat mengkhawatirkan nasib putranya, Hamzah.
Dari sejumlah dokumen yang ditemukan di kompleks rumahnya di Abbottabad, terungkap bahwa Syaikh Usamah bin Ladin telah berulang kali mendiskusikan bagaimana caranya supaya Hamzah tidak jatuh ke tangan musuh-musuh Al-Qaeda.
Syaikh Usamah ingin anak laki-lakinya itu menghindari daerah Waziristan yang rawan akan serangan drone, bagaimanapun caranya dan berapapun biayanya. Ia juga sempat menyarankan supaya Hamzah ‘mengungsi’ ke Qatar sehingga dapat tinggal dengan aman untuk sementara.
Seminggu yang lalu, empat tahun lebih pasca gugurnya Syaikh Usamah bin Ladin, Al-Qaeda merilis sebuah pesan audio berdurasi panjang dari putra Syaikh Usamah, Hamzah bin Ladin.
Dalam rilisan produksi Al-Qaeda itu, wajah Hamzah terkini tidak diperlihatkan, besar kemungkinan karena alasan keamanan. Kebanyakan video dan gambar-gambar Hamzah yang tersebar secara online adalah gambar wajah saat Hamzah masih berusia kanak-kanak di mana dalam usia tersebut kemungkinan besar ia belum sepenuhnya memahami apa konskuensi yang bakal dihadapi dari misi yang dilakukan oleh ayahnya.
Pemimpin Al-Qaeda saat ini, Syaikh Aiman Az-Zhawahiri memberikan pengantar singkat untuk memperkenalkan Hamzah, dengan menggambarkannya sebagai “singa Islam Tandzim Al-Qaeda”.
Sebelum memberikan kesempatan kepada Hamzah untuk berbicara, SyAikh Aiman secara jelas kembali menyinggung serangan atau operasi mujahidin yang gemilang terhadap kantor koran satir Charlie Hebdo di Paris pada awal Januari tahun ini.
Syaikh Aiman mendoakan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan balasan pahala kepada saudara-saudara mujahidin Al-Qaeda di Jazirah Arab, atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP), yang telah memenuhi janjinya dan yang telah mengobati sakit hati orang-orang beriman. Bahasa atau pernyataan seperti ini merupakan referensi khas Al-Qaeda dalam kampanye melawan para penghujat Islam, yang juga digambarkan sebagai tindakan yang menyakiti orang-orang mukmin baik dengan ungkapan maupun gambar.
Mujahidin AQAP mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Charlie Hebdo tersebut, dan menyebut operasi itu dilakukan atas perintah Syaikh Aiman Az-Zhawahiri.
Pidato Hamzah
Hamzah lalu memulai berbicara tentang berbagai hal yang terjadi pada saat ini. Namun demikian, transkrip berbahasa Arab yang diposting bersamaan dengan pesan audio tersebut nampaknya direkam pada bulan Mei atau Juni 2015 yang lalu, yang berarti sudah agak “lewat” tanggalnya.
Dalam rekaman itu, bahkan Hamzah memuji pemimpin Taliban Mullah Muhammad Umar Mujahid, dengan mengatakan beliau sebagai seorang “Syaikh yang alim, dalam persembunyian” dan memuji Mullah Umar sebagai “gunung jihad yang kokoh”.
Hamzah berdoa semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi Mullah Umar, hal ini menunjukkan kemungkinan bahwa pemimpin Taliban tersebut masih hidup saat pesan audionya itu direkam.
Terkait dengan ini, media Barat secara luas dan berulang-ulang memberitakan Mullah Umar telah wafat sejak dua tahun yang lalu. Propaganda ini bersumber pada klaim dinas intelijen pemerintah boneka di Kabul dan juga Islamabad.
Sementara keterangan resmi Imarah Islam Afghanistan (IIA) dan dari pihak keluarga tertanggal 30 Juli 2015, menyebutkan bahwa Mullah Umar wafat beberapa hari sebelumnya. Dalam kesempatan itu, Hamzah juga memperbarui baiatnya kepada Mullah Umar.
Hamzah menyatakan, “Dari sini, dengan mengikuti jejak ayah saya – semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyayanginya – saya memperbarui baiat saya kepada Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar, dan saya katakan padanya: Saya berjanji setia kepada Anda untuk mendengar dan taat, dalam mendakwahkan keutamaan dan dalam menegakkan jihad di jalan Allah Yang Maha Besar dan Maha Agung”.
Dalam berbagai kesempatan, Hamzah secara jelas menyatakan bahwa Mullah Umar masih hidup beberapa bulan yang lalu.
Sementara Hamzah memuji Syaikh Aiman sebagai seorang pemimpin mujahidin, namun Hamzah tidak menyatakan baiatnya secara langsung kepadanya. Hal ini berbeda dengan para pemimpin regional berbagai cabang Al-Qaeda di mana mereka semua menyatakan sumpah kesetiaannya kepada Syeikh Aiman.
Di satu sisi, berbagai cabang Al-Qaeda menghormati Mullah Umar sebagai Amirul Mukminin, namun loyalitas mereka selalu ditujukan kepada pemimpin pusat Al-Qaeda. Selanjutnya, pemimpin pusat Al-Qaeda ini yang menyatakan baiatnya kepada Mullah Umar.
Sebelumnya Syaikh Aiman telah berbaiat kepada Mullah Umar, kemudian saat terjadi suksesi, beliau berbaiat kepada Mullah Mansur. Oleh karena itu, seluruh anggota regional cabang Al-Qaeda pada dasarnya loyal kepada Mullah Mansur melalui Syaikh Aiman.
Hamzah memberikan penghormatan kepada para pemimpin cabang Al-Qaeda. Dimulai dari Syaikh Nasir Al-Wuhaisyi yang memimpin AQAP hingga ia gugur akibat serangan drone Amerika pada bulan Juni, hanya beberapa minggu setelah rekaman pesan audio Hamzah.
Syaikh Al-Wuhaisyi digantikan oleh Syaikh Qasim Al-Raymi yang segera menegaskan kembali baiatnya kepada Syaikh Aiman. Menariknya, Hamzah menyebut Syaikh Al-Wuhaisyi sebagai “deputi amir”, yang berarti bahwa ia (Syaikh Al-Wuhaisyi) menempati posisi yang sama dengan Syaikh Aiman saat menjadi wakil Syaikh Usamah bin Ladin.
Di samping menjadi pemimpin AQAP, Syaikh Al-Wuhaisyi juga berperan sebagai General Manager (GM) Al-Qaeda sejak tahun 2013. Bedanya, saat SyAikh Usamah bin Ladin masih memimpin Al-Qaeda, posisi GM terpisah dan berdiri sendiri dari jabatan wakil amir.
Pada era Syaikh Usamah bin Ladin, General Manager-nya adalah Syaikh Atiyah Abdul Rahman, yang kemudian gugur oleh serangan drone Amerika. Posisi Syaikh Al-Wuhaisyi sebagai deputi amir Al-Qaeda selama ini tidak pernah diumumkan secara terbuka.
Penerus Syaikh Usamah bin Ladin ini selanjutnya menyebut satu per satu para pemimpin regional Al-Qaeda yang lain, di antaranya: pemimpin AQIM Syaikh Abdul Malik Droukdel, pemimpin AQIS Syaikh Asim Umar, pemimpin As-Syabaab di Somalia Syaikh Abu Ubaidah Ahmad Umar, dan pemimpin Jabhah Nushrah Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani.
Hamzah tidak menyebut kelompok Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai cabang Al-Qaeda, namun secara jelas mendeskripsikan tentang seorang “komandan yang tegas”, maksudnya adalah Syaikh Al-Jaulani.
“Kami menyampaikan terima kasih atas jihad kalian, keteguhan kalian, dan kebaikan kalian, pengorbanan unik yang telah kalian lakukan dengan menghidupkan kembali warisan amal salih para pendahulu Islam”, kata Hamzah kepada Syeikh Al-Jaulani.
Lanjutnya, “Tetapi kami merasakan sakit dan bersedih atas fitnah (pembangkangan) yang Anda alami, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kami menyarankan Anda untuk sebisa mungkin menjauhi fitnah (pembangkangan) tersebut.” Di sini secara jelas Hamzah merujuk kepada pertempuran di internal mujahidin di Suriah. Konflik itu berulang kali menerpa Jabhah Nushrah pimpinan Syaikh Al-Jaulani yang terpaksa harus melawan kelompok “Daulah Islamiyah” atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi.
Sebuah tema standar dalam berbagai audio-video rilisan Al-Qaeda adalah tentang seruan untuk membebaskan para tokoh mujahidin yang sedang dalam penjara musuh. Demikian juga, Hamzah menyerukan pembebasan Syaikh Umar Abdul Rahman (yang dipenjara di AS atas tuduhan terorisme), Syaikh Sulaiman Al-Alwan (ulama terkenal afiliasi Al-Qaeda, yang ditahan di penjara Arab Saudi), Syaikh Muhammad Khalid (perencana operasi 11/9, yang ditahan di Guantanamo).
Ditahan di Iran
Sebelumnya, selama beberapa tahun Hamzah sempat berada atau tinggal dalam penahanan Iran. Maka ia juga menyerukan dibebaskannya sejumlah pemimpin Al-Qaeda yang pernah ditahan bersamanya di Iran.
“Dan di antara para masyayikhku, yang melalui tangan-tangan merekalah aku dididik: Syaikh Ahmad Hassan Abu Al-Kheir, Syaikh Abu Muhammad Al-Masri, Syaikh Saif Al-Adl, dan Syaikh Sulaiman Abu Ghaith, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala membebaskan mereka semua,” kata Hamzah.
Penyebutan nama Syaikh Saif Al-Adl, salah satu komandan militer paling senior Al-Qaeda sangat menarik. Hal itu mengindikasikan bahwa dl sedang berada di penahanan. Berbagai sumber mengklaim bahwa Syaikh Saif telah dibebaskan dari penahanan di Iran, namun statusnya masih juga belum jelas. Sementara Syaikh Abu Ghaith, mantan juru bicara Al-Qaeda yang kini ditahan di AS, juga pernah sebelumnya ditahan di Iran.
Tema utama lainnya yang dominan dalam pesan audio Hamzah itu adalah tentang aliansi Zionis dengan Tentara Salib yang selama ini sudah menjadi fokus narasi propaganda Al-Qaeda. Kalimat-kalimat Hamzah menyiratkan pesan-pesan yang sama seperti ayahnya ketika merilis pernyataan pesan-pesan Al-Qaeda dalam berbagai kesempatan, saat pendiri organisasi Al-Qaeda itu pertama kali mendeklarasikan perang terhadap Amerika dan Barat. Seperti ayahnya, Hamzah menyerukan dilanjutkannya serangan terhadap Barat. Dan ia mendorong apa yang disebut dengan serangan oleh para penyerang “serigala tunggal”.
“Satu operasi dari seorang ksatria yang setia di antara para ksatria, yang memilih targetnya sendiri dengan tepat, kemudian ia melakukan tugasnya itu dan bisa menuntaskannya dengan baik, hal itu akan mengguncang stabilitas sebuah negara besar dengan cara yang mengerikan (buat mereka),” kata Hamzah.
Lanjutnya, “Itu baru satu, bagaimana jika ada sepuluh serangan?”
Di bagian akhir video tersebut, Al-Qaeda menayangkan berbagai demonstrasi di seantero Timur Tengah. Para demonstran yang mayoritas mereka adalah para pemuda, dengan jelas meneriakkan yel-yel, “Obama, Obama, Kami semua adalah Osama (Usamah)!”
Nampaknya Al-Qaeda secara jelas berharap bahwa Hamzah akan membantu mewakili generasi baru Al-Qaeda.
(banan/kiblat.net/arrahmah.com)