MANILA (Arrahmah.com) – Pemerintah Philipina memerintahkan militernya untuk menghentikan serangan terhadap kelompok-kelompok pro-pembebasan muslim dalam rangka memulai usaha perdamaian.
Negosiasi dengan 11.000 anggota Front Pembebasan Islam Moro (MILF) gagal tahun lalu, ketika pemerintah menuduh kelompok tersebut menyerang desa yang dihuni oleh kaum Kristiani setelah Mahkamah Tinggi tidak menggubris (Dan justru menolak) kesepakatan otonomi Muslim.
Pimpinan negosiasi dari pihak pemerintah, Nafael Seguis mengatakan bahwa perintah Presiden Philipina, Gloria Macapagal Arroyo, bertujuan untuk mengkondusifkan atmosfer kelanjutan kesepakatan damai antara kedua belah pihak.
Seguis pun mengatakan bahwa pihaknya akan membolehkan sebanyak 300.000 warga untuk kembali ke rumahnya masing-masing dan kembali menggarap lahan pertanian mereka di selatan Philipina, dimana minoritas muslim berjuang untuk membebaskan diri dari cengkeraman dominasi Katolik Roma selama berdekade-dekade.
Pertempuran sengit terakhir terjadi pada Rabu (22/7) di kota Pikit, provinsi Kotabato, dekat Mindanao.
Sementara itu, militer Philipina belum lama ini mengirimkan kembali ratusan tentaranya ke pulau Basilan dan Jojo untuk melancarkan serangan baru melawan mujahidin pimpinan Abu Sayyaf yang mereka sinyalir berhubungan dengan Al-Qaidah. (Althaf/arrahmah.com)