JAKARTA (Arrahmah.com) – Komnas HAM mengerahkan tim untuk mengaudit secara komprehensif kematian ratusan petugas Pemilu 2019. Tim tersebut akan bekerja di sejumlah daerah.
“Kami menganggap perlu dilakukan audit yang komprehensif terhadap berbagai peristiwa ratusan kematian dan sakitnya ribuan petugas. Jadi perlu satu audit yang lebih komprehensif,” ujar Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik dalam jumpa pers di kantornya, Jl Latuharhary, Menteng, Jakpus, Kamis (9/5/2019), lansir Detik.com.
Taufan menjelaskan, tim tersebut akan melakukan penggalian fakta terhadap peristiwa meninggalnya petugas pemilu juga ribuan petugas yang sakit.
“Kita memilih daerah yang kita jadikan sampel kita, misalnya Jawa Barat yang korbannya juga banyak. (Kemudian) Banten dan Jawa Tengah untuk jadi sampel dalam penggalian fakta. Ada apa sebetulnya yang terjadi, kemudian apa yang kemudian sudah dikerjakan selama ini dalam penanggulangan masalah ini,” terangnya.
Taufan mengungkapkan, tim audit ini akan bekerja mulai Senin (13/9). Ia berharap tim bisa merampungkan tugas sebelum 22 Mei.
Sementara itu, komisioner bidang Penyuluhan dan Pendidikan Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengataka, tim juga akan mengecek ke dinas kesehatan di wilayah. Tim akan mencari tahu respons tim medis terkait penanganan petugas pemilu.
“Kenapa dinas kesehatan ini menjadi penting? Kita ingin tahu seberapa cepat respons mereka ketika ada peristiwa meninggalnya petugas pemungutan suara ini,” ujarnya.
Tim ini nantinya juga akan berkoordinasi dengan lembaga lain, seperti Kementerian Kesehatan, termasuk IDI.
Hingga Rabu (8/5), petugas pemilu yang meninggal dunia sudah mencapai 573 orang.
Dari data litbang tvOne, jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal mencapai 456 orang, dan menjalani perawatan di rumah sakit mencapai 4.310 orang.
(ameera/arrahmah.com)