WASHINGTON (Arrahmah.com) – Pembakaran Quran di sebuah gereja kecil di Florida – yang menjadi pemicu tiga hari protes berujung kerusuhan di Afghanistan – menciptakan bahaya baru bagi misi AS di negara itu, Jenderal David Petraeus mengatakan kepada Wall Street Journal, dikutip AFP pada Senin (4/4/2011).
Dalam wawancara, yang telah dimuat dalam situs Wall Street Journal edisi Minggu (3/4), Petraeus mengatakan, pembakaran 20 Maret lalu di luar dugaan.
Petraeus, komandan pasukan internasional yang pimpinan AS di Afghanistan, menyesalkan pembakaran itu karena hanya menyulut kebencian, saling tidak menghormati, dan sangat tidak toleran.
“Mimpi buruk yang dialami oleh setiap pemimpin pasukan keamanan adalah harus berhadapan dengan kerumunan rakyat, terutama yang dapat dipengaruhi oleh individu yang ingin menghasut, yang ingin mencoba untuk ‘membajak’ kemarahan tersebut,” lanjut Petraeus.
“Jelas ini merupakan tantangan serius baru di tengah sejumlah tantangan cukup besar yang harus kami hadapi di Afghanistan,” katanya.
Pada pertemuan keamanan hari Minggu (3/4) yang dihadiri oleh Petraeus dan Dubes AS Karl Eikenberry, Presiden Hamid Karzai mengulangi seruannya agar pemerintah AS dan Senat AS mengutuk tindakan pelecehan terhadap agama Islam dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan, seperti yang dikutip dalam pernyataan istana kepresidenan. (althaf/arrahmah.com)