KABUL (Arrahmah.com) – Momen yang sangat sulit sedang berlangsung di Kandahar, Afghanistan selatan, di mana ribuan pasukan salibis AS, NATO, dan Afghanistan bersiap-siap untuk melaksanakan serangan terakhir dari rencana perang yang sudah ditetapkan, jenderal terkemuka AS mengatakan dalam sebuah kunjungan mendadaknya di Afghanistan hari Jumat (30/4).
Jenderal David Petraeus, kepala Komando Sentral AS, melakukan kunjungan ke Kandahar dan sekitarnya untuk meningkatkan dukungan terhadap operasi militer yang bertujuan untuk mencerabut Taliban dari kubu selatan.
“Ada momen yang sangat sulit di Kandahar dalam beberapa pekan terakhir. Dan kita tahu bahwa akan ada yang lebih sulit dalam beberapa minggu dan beberapa bulan ke depan,” kata Petraeus, yang ditugaskan untuk mengawasi Irak dan Afghanistan.
“Seperti yang telah kami pelajari di Irak, dan seperti yang telah kami pelajari kembali di Afghanistan, saat Anda berjuang untuk mengambil momentum, serta mengambil tempat-tempat keramat dan benteng pertahanan musuh, musuh akan melawan balik. Dan perlawanan itu bisa jadi sangat sulit untuk ditengarai,” lanjut Petraeus.
Pasukan AS, yang juga merupakan bagian dari 30.000 pasukan tambahan dari Presiden AS BArack Obama, baru saja memasuki Kandahar. Pasukan salibis internasional, bermitra dengan pasukan keamanan Afghanistan, akan ‘mengamankan’ daerah di sekitar kota yang telah menjadi saksi berbagai macam serangan peringatan dari mujahidin dalam beberapa bulan terakhir.
Jika strategi NATO ini berhasil, maka NATO mengklaim situasi yang semakin ‘aman’ akan memberikan kesempatan bagi pemerintah Afghanistan untuk mendapatkan pijakan yang lebih baik di Kandahar dan masyarakat internasional dapat mengalirkan kembali bantuan untuk ‘meningkatkan’ kualitas hidup penduduk.
“Operasi di Kandahar tidak akan berupa serangan konvensional,” kata Petraeus.
“Musuh melakukan perlawanan balik, dan pengalaman kami di Irak mengatakan bahwa operasi ini akan menjadi semakin sulit terlebih dahulu sebelum akhirnya berubah menjadi mudah.”
Pada konferensi pers, Petraeus mengatakan kehadiran Amerika di Afghanistan tetap penting.
“Di sinilah, di Kandahar, serangan 11 September direncanakan,” katanya. (althaf/ans/arrahmah.com)