Hanya empat tahun setelah ia dan sekelompok Mujahidin dengan strategi cerdas berhasil melarikan diri dari penjara di ibukota Yaman, San’a, Qassim al-Raimi telah menjadi tokoh penting dalam banyak aktivitas Al-Qaeda Semenanjung Arab (AQAP).
Komandan militer kelompok tersebut, al-Raimi dianggap otak dari serangkaian serangan termasuk paket bom yang dikirimkan ke AS dan beberapa serangan terhadap pemerintah boneka Yaman yang didukung AS.
Dalam tulisan-tulisan dan video, ia bersumpah akan menggulingkan rezim San’a dan menyerang Amerika.
“Karismanya dan kepemimpinannya telah menjadikannya dinamo militer Al-Qaeda,” ujar Nabil al-Bakeery, pengamat ahli Yaman mengenai Al-Qaeda. “Ia salah seorang yang berada di posisi pengambil keputusan.”
Al-Raimi diperkirakan bersembunyi di daerah pegunungan di provinsi Marib, menurut salah seorang pejabat kontra-terorisme Yaman. Ia memiliki reputasi tinggi sebagai seorang penyamar. Para pejabat mengatakan ia diyakini berulangkali mengunjungi ibukota untuk bertemu dengan sel al-Qaeda atau bahkan mengunjungi teman dan keluarganya pada acara khusus seperti pernikahan.
Faraj Hady, seorang yang diduga anggota Al-Qaeda dan tengah menghadapi persidangan pada bulan lalu bersaksi di pengadilan bahwa al-Raimi dengan sempurna menyamar saat bepergian dengannya daei timurlaut Yaman menuju San’a.
Sejak 2007, pemerintah telah mengumumkan kematian Al-Raimi hingga tiga kali dalam serangan atau pertemuran langsung, yang terkahir pada bulan Januari. Namun semuanya tidak terbukti.
Al-Raimi mengarahkan kamp-kamp pelatihan di wilayah padang pasir Yaman dan pegunungan, mengatur sel dan rencana serangan di rumah dan di luar negeri, ujar seorang pejabat Yaman yang tidak ingin disebutkan identitasnya karena tidak memiliki wewenang berbicara kepada media, seperti yang dilaporkan Press TV.
“Pertempuran hari ini, pemimpin Amerika, tidak hanya antara Anda dan Mujahidin Al-Qaeda di semenanjung Arab. Ini antara Anda dan seluruh suku-suku di semenanjung Arab. Kalian telah mempersatukan kami,” tulis al-Raimi dalam Sada al-Malahem edisi Januari, majalah online AQAP. Pesannya muncul setelah serangan udara di Yaman selatan menargetkan basis-basis AQAP namun kemudian dilaporkan serangan tersebut lebih banyak menjatuhkan korban sipil.
“Hari ini kalian menyerang kami di rumah kami, jadi tunggu saatnya untuk penyakit-penyakit yang akan menyerang Anda di rumah Anda,” tulis al-Raimi.
“Kami akan datang untuk Anda dari belakang, dari kiri dan kanan Anda untuk meledakkan bumi di bawah kaki Anda,” ancamnya keras.
Pengamat AS meyakini bahwa paket bom yang gagal meledak pada minggu lalu dibuat oleh ahli bom Al-Qaeda, Ibrahim Hassan al-Asiri. Namun pejabat Yaman mengatakan al-Raimi mungkin mengawasi operasi ini. Dua bom yang dikirimkan dalam paket bertujuan Chicago dicegat pada penerbangan di Inggris dan Dubai.
Pada tahun 2006, ia dan 22 anggota Al-Qaeda lainnya melarikan diri dari penjara San’a.
Lahir di sebuah desa di wilayah pegunungan Raima, sekitar 100 mil dari ibukota Yaman, al-Raimi merupakan anak dari seorang tentara. Ia diperkirakan putus sekolah, melarikan diri dari rumah dan bekerja di kota pelabuhan Laut Merah, Hodeida. Ia menghabiskan satu tahun di sana kemudia ia diyakini pergi ke kota Saada, rumah bagi sekolah berideologi Salafi dimana banyak anggota Al-Qaeda merupakan alumni sekolah tersebut.
Selama 10 tahun berikutnya ia menghilang. Ia menghabiskan sebagian tahun 1990-an di Afghanistan, di mana ia menerima pelatihan militer dari Al-Qaeda, menurut pejabat Yaman. Dia melewati ArabSaudi dan bergabung dengan cabang Al-Qaeda di sana, ia masuk ke dalam daftar “teroris” yang paling dicari.
Penampilannya terakhir terlihat dalam rekaman video yang diposting ke sebuah situs Islam pada bulan lalu. Di dalamnya, seorang pria berjanggut, bersorban dan memakai tunik berwarna krem pjang berbicara dengan senapan otomatis di tangannya dan menargetkan bendera Inggris, AS dan Israel.
Dalam video tersebut ia mengumumkan berdirinya kelompok militer di Aden dan Abyan untuk menggulingkan rezim San’a yang didukung AS. Ia juga menyeru Muslim yang berpengalaman dalam bidang kimia, elektronik, listrik dan fisika untuk bergabung dengan Al-Qaeda. (haninmazaya/arrahmah.com)