GAZA (Arrahmah.id) — Seorang petani Palestina menemukan harta karun kuno dan langka di Gaza, Palestina, karena tidak sengaja menanam pohon zaitun. Harta karun berupa ubin bizantium mosaik kuno itu diyakini oleh para arkeolog sebagai harta karun paling istimewa yang pernah ditemukan di Gaza.
Dilansir AP (17/9/2022), penemuan itu berawal saat petan tersebut hendak menanam pohon zaitun di pekarangan rumahnya. Tiba-tiba saja saat menggali, sekop yang dia gunakan mengenai benda keras.
Semakin penasaran, petani itu kemudian meminta bantuan anaknya untuk terus menggali. Selama tiga bulan digali akhirnya terlihat rangkaian ubin bizantium mosaik kuno yang sangat khas dengan motif 7 ikonografi binatang dan burung.
“Ini adalah lantai mosaik terindah yang ditemukan di Gaza, baik dari segi kualitas representasi grafis maupun kompleksitas geometrinya,” kata Rene Elter, arkeolog dari French Biblical and Archaeological School of Jerusalem.
“Belum pernah ada lantai mosaik sebagus ini, ketepatan dalam grafis dan kekayaan warna telah ditemukan di Jalur Gaza,” tambahnya.
Rene Elter mengatakan dari desainnya diperkirakan ubin itu berasal dari waktu antara abad ke-5 dan ke-7. Namun untuk lebih jelasnya dia berharap adanya penggalian yang melibatkan sekelompok peneliti atau ilmuwan.
Upaya itu bisa menentukan usia sebenarnya dari lantai itu hingga apakah lantai itu merupakan kompleks agama atau bukan.
Rene Elter, yang telah melakukan penelitian di Gaza di masa lalu, belum dapat mengunjungi situs tersebut tetapi melihat serangkaian foto dan video yang diambil oleh mitra peneliti lokal.
Dia sendiri berharap penemuan harta karun itu perlu mendapatkan perhatian khusus mengingat Gaza merupakan wilayah konflik yang kerap mengenyampingkan penemuan-penemuan arkeologi penting.
Konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel di wilayah tersebut disebutkan Stuff telah merusak perekonomian, menyisakan sedikit sumber daya untuk perlindungan barang antik.
Hamas sendiri tidak terlalu memperhatikan pelestarian situs-situs tersebut karena berjuang untuk memenuhi kebutuhan populasi yang berkembang pesat.
Lebih dari 2,3 juta orang terjepit di jalur yang hanya seluas 300 kilometer persegi itu.
Pada 2017, buldoser Hamas menghancurkan sebagian besar situs yang berisi sisa-sisa pemukiman Zaman Perunggu berusia 4.500 tahun untuk membuat proyek perumahan bagi anggota mereka. (hanoum/arrahmah.id)