LEBAK (Arrahmah.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, menyebutkan pesisir selatan Lebak berpotensi tsunami karena wilayah pertemuan (tumbukan) lempengan Samudera Hindia Australia-Benua Asia.
“Kami mengimbau masyarakat yang tinggal di pesisir selatan Lebak tetap meningkatkan kewaspadaan guna menghindari korban jiwa,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Rangkasbitung, lansir antara.news Ahad (15/6/2014).
Kaprawi menyebutkan, wilayah pesisir selatan Lebak itu meliputi enam kecamatan antara lain adalah Kecamatan Malingping, Wanasalam, Cihara, Panggarangan, Bayah, dan Cilograng.
Keenam kecamatan itu kondisinya berada di pesisir Pantai Selatan Samudera Hindia hingga menembus Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat.
Saat ini, Perairan Samudera Hindia masuk kategori berpotensi bencana gelombang tsunami.
Karena itu, kata dia, pihaknya meminta masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan.
Pihaknya sudah beberapa kali menggelar simulasi tsunami di pesisir selatan Lebak guna mengantisipasi korban bencana tersebut.
Pelaksanaan simulasi tersebut melibatkan masyarakat pesisir juga aparat desa dan kecamatan.
Kegiatan simulasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat saat menghadapi bencana alam itu.
Dia menjelaskan pesisir selatan Kabupaten Lebak meliputi enam kecamatan tersebut masuk kategori rawan gempa dan tsunami karena terdapat lempeng Asia.
Masyarakat pesisir harus secepatnya menyelamatkan diri ke dataran tinggi jika gelombang tsunami terjadi.
Saat ini, kata dia, daerah pesisir yang memiliki perbukitan dan pegunungan tersebar di Kecamatan Bayah, Cilograng, Cihara, dan Panggarangan, dengan jarak tempuh satu kilometer.
Sedangkan, Kecamatan Malingping dan Wanasalam diperlukan pembangunan shelter atau gedung evakuasi tsunami.
Sebab pesisir Kecamatan Malingping dan Wanasalam tidak terdapat perbukitan maupun pegunungan untuk penyelamatan evakuasi tsunami.
Pembangunan gedung tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sosial masyarakat setempat.
“Kami tahun ini akan membangun dua tingkat gedung evakuasi tsunami di pesisir Lebak, tepatnya Desa Muara Kecamatan Binuangeun,” katanya.
Sementara itu, pengamat geologi Asep Budiarto mengatakan, Kabupaten Lebak bagian pesisir selatan masuk zona rawan gempa tektonik dan berpotensi tsunami.
Sebab daerah itu terdapat zona tumbukan lempengan antara Samudera Hindia Australia dan Benua Asia.
“Kami berharap pemerintah terus memperhatikan keselamatan masyarakat dengan mengoptimalkan simulasi juga pemasangan alat deteksi gempa,” katanya. (azm/arrahmah.com)