Al-Quds (arrahmah) – Angkatan Udara Israel mengungkapkan kekhawatiranya atas eskalasi serangan kelompok perlawanan terhadap pasukan udaranya. Kemungkinan pesawat-pesawat Israel yang akan jatuh semakin besar, menyusul kemampuan pasukan Al-Qassam yang berhasil menembak jatuh helikopter Israel pada pekan lalu.
Hal ini diungkapkan pejabat senior angkatan udara Israel pada harian Yedeot Aharonot dalam situs internetnya Senin (17/3). Kemungkinan jatuhnya pesawat tempur Isreal di masa yang akan datang akan semakin besar.
Kondisi ini tentu sangat berbahaya dan mengancam pasukan Israel di masa yang akan datang. Setiap faksi perlawanan mempunyai kesempatan besar untuk menjatuhkan pesawat helicopter Israel.
Pada saat yang sama ia menampik pemberitaan pihak Palestina yang menyebutkan, angkatan udara Israel menghentikan patrolinya di langit Gaza menyusul ancaman penembakan pasukan perlawanan.
Pejabat Israel ini menegaskan, meningkatnya jumlah senjata perang yang masuk ke Gaza, mengakibatkan posisi pasukan udara Israel semakin berbahaya. Pihaknya sedang berupaya untuk meminimalisir ancaman ini.
Sehubungan dengan masalah ini, sumber di AU Israel menyebutkan, pihaknya sedang mempelajari sejauh mana ancaman yang dihadapi pesawat tempur Israel di Gaza, menyusul keberhasilan Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas menembak jatuh pesawat tempurnya.
Aharonot menambahkan, berdasarkan informasi dari salah seorang pejabat Hamas menyebutkan, tujuan dari penembakan pesawat tempur, berikut pilotnya adalah untuk menambah jumlah tawanan Israel yang akan dijadikan sandera. Sebagaimana Giladh Shalit yang hingga kini masih menjadi sandera kelompok perlawanan untuk menambah daya tawar Hamas dalam transaksi pertukaran tawanan Palestina.
Aharonot juga mengatakan, berdasarkan sumber Palestina yang dilansir Aharonot menyebutkan, senjata anti pesawat yang dimiliki Hamas saat ini adalah hasil rampasan dari pasukan keamanan Abbas yang berhasil ditundukan di Gaza. senjata-senjata itu disimpan di sejumlah kantor kepresidenan dan kantor Fatah di Jalur Gaza.
Sumber: Infopalestina