DOHA (Arrahmah.com) – Penerbangan Qatar-Mesir pertama sejak kedua negara Arab memutuskan hubungan pada 2017 lepas landas dari Doha pada Senin (18/1/2021), yang dianggap sebagai jalan untuk mempermudah ribuan penduduk Mesir di negara Teluk itu.
Mesir pada Juni 2017 bergabung dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain dalam memutuskan hubungan dengan Qatar, menuduhnya terlalu dekat dengan Iran dan mendukung ekstremis, tuduhan yang dibantah oleh Doha.
Kuartet itu setuju untuk memperbaiki keretakan pada KTT Teluk pada 5 Januari di Arab Saudi, setelah inisiatif Presiden AS Donald Trump.
Sebanyak 300.000 orang Mesir menyebut Qatar sebagai rumah, menurut statistik, tetapi banyak yang tidak dapat melakukan perjalanan pulang selama krisis.
Pada Mei 2020, warga Mesir memprotes di luar kompleks yang menampung kedutaan Mesir yang saat itu kosong.
Setelah demonstrasi tersebut, 18 penerbangan repatriasi dioperasikan melalui Oman untuk mematuhi larangan Kairo atas lalu lintas udara langsung.
Penerbangan komersial pertama antara Qatar dan Mesir dalam tiga setengah tahun, layanan EgyptAir ke Kairo, lepas landas dari bandara Doha.
Sebuah pesawat Qatar Airways juga akan melakukan perjalanan ke Kairo Senin malam (18/1).
Mustafa Ahmed, 38, seorang insinyur teknis Mesir, berkata: “Kami sangat senang …”
“Dengan penerbangan langsung, hidup akan lebih mudah, terutama bagi keluarga dan anak-anak, menghindari siksaan berpindah bandara dan pesawat serta menunggu berjam-jam untuk penerbangan transit,” katanya kepada AFP.
Warga Mesir di Qatar bekerja di sejumlah sektor termasuk pendidikan, perawatan kesehatan, dan teknik.
Ribuan tenaga kerja mayoritas ekspatriat Qatar, bagaimanapun, telah kehilangan pekerjaan mereka akibat penurunan yang disebabkan oleh epidemi virus korona.
Penerbangan pertama antara UEA dan Qatar sejak pertikaian antar-Arab yang memutuskan jalur transportasi juga dijadwalkan mendarat di Doha dari emirat Sharjah pada Senin (18/1). (Althaf/arrahmah.com)