Arrahmah.Com–Dua pesawat bomb air jenis MI-8 dari Malaysia dan Hongkong akan tiba di Kalimantan Tengah, Kamis, untuk memadamkan titik api yang diduga sebagai penyebab terjadinya kebakaran hutan dan kabut asap di wilayah itu.
Pernyataan ini disampaikan oleh Menko Kesra Aburizal Bakrie dalam konferensi pers di Palembang, Rabu, setelah ikut dengan pesawat bomb air Rusia jenis BE-200, yang disewa Pemerintah Indonesia untuk memadamkan kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan.
Setelah 10 hari di Sumatra Selatan, wilayah pengoperasian dua pesawat bomb air BE-200 ini akan dialihkan ke Kalimantan Tengah untuk tugas yang sama, karena memang jumlah titik api banyak terdapat disana, tegasnya.
Pesawat BE-200 memiliki kapasitas angkut air cukup besar, yakni 12 ton, sementara pesawat bomb air jenis MI-8 dari Malaysia dan Hongkong hanya mampu mengangkut air sebanyak 800 liter. Oleh sebab itu, pesawat bomb air BE-200 sangat dibutuhkanh di Kalimantan Tengah.
Sejak pengoperasian dua pesawat BE-200 ini, kabut asap yang melanda Kota Palembang dan sejumlah kota lainnya di Sumatra Selatan berangsur menipis. Titik api di lahan gambut berhasil dipadamkan dua pesawat Rusia ini. Selain itu, hujan buatan yang dilakukan tim Pelaksana Operasi Penanganan Bencana Asap juga sudah mulai turun.
Pesawat jenis sayap tetap BE-200 dengan nomor lambung masing-masing RF 32765 dan RF 32768 sudah beroperasi ke kawasan hutan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), yang titik apinya masih berkobar.
Operasi pengeboman air dilakukan Ketua Bakornas Mayjen Syamsul Maarif di landasan bandara Internasional Sultan Machmud Badaruddin (SMB) II.
Kedua pesawat Rusia itu tiba hari Selasa lalu untuk membantu memadamkan kebakaran di Sumatra Selatan, dan diduga akan digunakan juga di Kalimantan.
“Setiap berangkat satu pesawat bisa menumpahkan air sebanyak 12 ton dengan racunnya ke lokasi titik api. Kemarin pesawat tersebut 3 kali terbang dan sekarang saja sudah 8 kali terbang mengambil air di laut untuk disemprotkan dari udara ke lahan yang terbakar”, ujar Bakrie.
Pesawat-pesawat ini bisa mendarat di atas permukaan air untuk mengambil air sebanyak 12 ton. Jadi sangat terbantu sekali dan buktinya kabut asap sudah berkurang dan menipis, sebab jumlah titik api di lahan gambut sudah dipadamkan, apalagi sekarang sudah turun hujan,” tegasnya.
Sebenarnya 95 persen titik api yang terdapat di Sumatra Selatan banyak terdapat di lahan gambut dan sisanya kebakaran hutan yang disebabkan aktifitas manusia dalam usaha untuk mencari kehidupan dengan pola bertani dengan membakar (sonor).
Sekarang ini titik api tidak begitu banyak, sebab berbagai kekuatan dikerahkan untuk memadamkan api dan mengatasi asap mulai dengan hujan buatan, pengoperasian enam pesawat BO-105 serta satu pesawat Hughes 500 yang keduanya berperan sebagai bomb air dengan kapasitas angkutan air ratusan liter.
Pesawat bomb air Rusia ini bisa memadamkan api dalam area dengan luas 4000 meter per segi, sehingga sebaran titik api bisa ditahan dan diamankan. “Mudah-mudahan dalam sepuluh hari, titik api sudah dapat dipadamkan semua,” ujar Menko Kesra. [ant/abcn/arm]