![Tangkapan layar dari video jatuhnya sebuah pesawat militer yang menewaskan semua awak di Sudan. [Foto: Youtube]](https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2025/02/Pesawat-Militer-Sudan-Jatuh-Puluhan-Perwira-Tewas-Termasuk-Jenderal.jpg?fit=1493%2C901&ssl=1)
KHARTOUM (Arrahmah.id) — Sebuah pesawat militer Sudan mengalami kecelakaan di pinggiran ibu kota Khartoum akibat kerusakan teknis. Sumber militer melaporkan bahwa seluruh awak pesawat tewas dalam insiden tersebut.
“Sebuah pesawat Antonov jatuh, menewaskan sejumlah perwira yang berada di dalamnya. Termasuk seorang jenderal,” kata sumber tersebut kepada AFP dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang berbicara kepada media, seperti dilansir AFP (26/2/2025).
BacaJuga
Kecelakaan tersebut terjadi di dekat pangkalan udara Wadi Seidna, salah satu fasilitas militer terbesar di Omdurman, yang merupakan bagian dari wilayah Khartoum Raya.
Warga di Omdurman utara melaporkan mendengar suara ledakan keras akibat insiden ini. Selain itu, kecelakaan ini juga mengakibatkan pemadaman listrik di beberapa wilayah sekitar.
Seorang saksi mata menyebutkan bahwa pesawat tersebut terbang dari arah utara Sudan menuju selatan sebelum jatuh di dekat pangkalan udara yang juga berfungsi sebagai bandara militer.
Kejadian ini terjadi hanya sehari setelah Pasukan Dukungan Cepat (RSF) mengklaim bertanggung jawab atas jatuhnya jet tempur di Nyala, ibu kota Darfur Selatan.
Dalam pernyataan yang dikirim ke media, RSF mengungkapkan bahwa mereka menembak jatuh pesawat Ilyushin buatan Rusia pada Senin pagi. Mereka juga menuduh bahwa pesawat tersebut hancur bersama awaknya.
Ketegangan di Sudan semakin meningkat seiring dengan kemajuan signifikan yang dicapai tentara dalam pertempuran multi-front melawan RSF di Sudan tengah dan ibu kota Khartoum.
Sejak April 2023, Panglima Militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan, dan mantan wakilnya yang kini menjadi pemimpin RSF, Mohamed Hamdan Daglo, terlibat dalam konflik perebutan kekuasaan. Keduanya dulunya merupakan sekutu, namun perbedaan pandangan mengenai struktur pemerintahan masa depan menyebabkan perpecahan yang berujung pada perang brutal.
Konflik ini telah merenggut puluhan ribu nyawa dan menjadi salah satu bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah dunia, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). (hanoum/arrahmah.id)
