MANAMA (Arrahmah.com) – Penerbangan komersial langsung pertama yang diketahui antara ‘Israel’ dan Bahrain telah mendarat di kerajaan pulau itu, hanya seminggu setelah ditandatanganinya kesepakatan bersama Uni Emirat Arab untuk menormalkan hubungan.
Data penerbangan dari situs Flightradar24 menunjukkan Israir Airlines Airbus A320 mendarat di Bandara Internasional Bahrain setelah hampir tiga jam penerbangan dari Bandara Internasional Ben-Gurion Tel Aviv pada hari Rabu (23/9/2020).
Belum ada pengakuan langsung atas penerbangan itu dari pemerintah Zionis ‘Israel’, meskipun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Selasa (22/9) berbicara melalui telepon dengan Putra Mahkota Bahrain Salman bin Hamad Al Khalifa.
“Kami membahas bagaimana kami dapat dengan cepat menambahkan konten pada perjanjian antara Bahrain dan ‘Israel’ dan mengubah perdamaian ini menjadi perdamaian ekonomi, perdamaian teknologi, perdamaian wisata, perdamaian di semua bidang ini,” kata pernyataan dari Netanyahu.
Media ‘Israel’ melaporkan delegasi pemerintah ‘Israel’ berada di dalam pesawat tersebut.
Media pemerintah Bahrain tidak segera mengakui penerbangan itu. Pejabat di pulau lepas pantai Arab Saudi tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar, begitu pula kedutaan AS di Manama.
Penerbangan tersebut dilakukan tanpa seremoni, sangat kontras dengan penerbangan El Al pertama dari ‘Israel’ ke UEA pada akhir Agustus. Pesawat itu membawa pejabat AS dan ‘Israel’, termasuk menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner.
Di Bahrain, kelompok masyarakat sipil mengkritik langkah untuk menormalisasi hubungan dengan Zionis, dengan mengatakan bahwa pengakuan harus datang hanya setelah Palestina mendapatkan negara merdeka mereka.
Bahrain, rumah bagi Armada Kelima Angkatan Laut AS dan pangkalan angkatan laut Inggris, memiliki populasi mayoritas Syiah yang diperintah oleh keluarga kerajaan Sunni. Protes Musim Semi Arab di sana pada tahun 2011 berakhir dengan pihak berwenang menindak dengan bantuan pasukan Saudi dan Emirat.
Bahrain dan UEA menandatangani perjanjian normalisasi dengan ‘Israel’ pada 15 September di Gedung Putih, bagian dari dorongan diplomatik AS ketika Trump berupaya terpilih kembali.
UEA dan ‘Israel’ telah bergerak cepat untuk mengeksplorasi hubungan komersial setelah kesepakatan normalisasi mereka, mengungkap hubungan yang sebelumnya dirahasiakan.
Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa telah dikutip mengatakan dia yakin negara-negara Arab harus menghentikan boikot mereka terhadap ‘Israel’. Sepertinya Arab Saudi, dermawan penting bagi bangsanya, memberikan persetujuannya pada kesepakatan normalisasi.
Israir pada hari Rabu (23/9) terbang di atas kerajaan Saudi, yang telah membuka wilayah udaranya untuk penerbangan ‘Israel’ ke Bahrain dan UEA. (Althaf/arrahmah.com)