JEDDAH (Arrahmah.id) – Sebuah penerbangan menuju “Israel” berhenti tidak terjadwal di Arab Saudi pada Senin malam (28/8/2023) karena keadaan darurat, dengan penumpang “Israel” bermalam di kerajaan tersebut meskipun kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik.
Penerbangan menuju Bandara Ben Gurion di Tel Aviv dari Seychelles mengalami gangguan listrik sehingga terpaksa mendarat di Bandara Jeddah di Arab Saudi.
Sekitar 128 warga “Israel” berada di dalam pesawat Air Seychelles HM022 dan kemudian ditawari akomodasi semalam di hotel bandara sebelum penerbangan pengganti mengembalikan mereka ke rumah pada Selasa (29/8).
Penumpang terjebak di dalam pesawat selama tiga jam sebelum Kementerian Luar Negeri “Israel” dan otoritas Saudi mengizinkan warga “Israel” untuk turun.
“Israel” dan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik formal dan warga “Israel” tidak diizinkan secara resmi memasuki negara tersebut.
Namun, penerbangan tujuan “Israel” telah dapat melewati wilayah Saudi sejak 2022 menyusul perjanjian kontroversial.
Bandara Jeddah telah menjadi tempat pendaratan darurat alternatif bagi pesawat tujuan “Israel” yang terbang melalui wilayah udara Saudi.
Penumpang mengaku mendapat sambutan hangat dari staf hotel.
Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu mengatakan dia “sangat menghargai perlakuan hangat pemerintah Saudi terhadap penumpang Israel”.
Hal ini terjadi ketika “Israel” mengupayakan perjanjian normalisasi dengan Arab Saudi dalam sebuah inisiatif yang didorong oleh AS.
Normalisasi dengan “Israel” masih menjadi topik kontroversial di Arab Saudi.
Terdapat simpati publik yang luas terhadap Palestina dan pihak berwenang di negara tersebut terus mengatakan bahwa mereka tidak akan menandatangani perjanjian normalisasi sampai “Israel” berdamai dengan Palestina.
Penerbangan pengganti yang dijadwalkan lepas landas dari Jeddah pada Selasa pagi (29/8) telah mendarat di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, dengan seluruh 128 penumpang “Israel” berada di dalamnya. (zarahamala/arrahmah.id)