SOLO (Arrahmah.com) – Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Ustad Wahyudin, mengakui ada alumnus Ngruki bernama Farhan. Namun dia membantah Mukhsin yang tertembak adalah lulusan pesantren Ngruki.
Farhan dan Mukhsin adalah dua tertuduh teroris yang gugur tertembak pada penggerebekan di Desa Tipes Solo, Jumat malam (31/8).
“Farhan Mujahidin namanya. Kelahiran Jakarta pada 14 November 1993. Dia anak dari Muhammad Aris. Ayah kandungnya sudah meninggal. Tapi apa yang ditembak Farhan yang ini, kita tidak tahu,” kata Wahyudin, hari ini (1/9) seperti dikutip dari beritasatu.com.
Farhan, tambah Wahyudin, merampungkan sekolah dasarnya di Nunukan, Kalimantan Timur. Dia hanya merampungkan pendidikan Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) di Ngruki.
“Setelah itu dia pergi. Tak mungkin kan kami mengajari anak SMP untuk membunuh? Apalagi kami juga tidak membenarkan membunuh polisi,” terangnya.
Sebelumnya, penyidik Densus 88/Mabes Polri yang mengikuti operasi ini menuding jika Farhan merupakan alumnus Ponpes Al-Mukmin Ngruki Sukoharjo yang dipimpin oleh Abu Bakar Ba’asyir.
“Dia ini lama di Filipina Selatan dan baru kembali sekitar 2010. Tapi apakah dia tergabung dalam Jemaah Anshoru Tauhid (JAT) atau tidak, kita belum tahu,” imbuh sumber yang tak mau disebutkan namanya itu
Sumber tersebut menambahkan jika Farhan kelahiran Jakarta dan semasa di Filipina bergabung dengan Abu Sayyaf. “Sedangkan Mukhsin juga alumnus Ngruki, sama seperti Farhan,” tambahnya.
Sementara Abu Omar alias Abu Umar alias Muhammad Ichwan, 41, yang merupakan ayah tiri Farhan adalah tertuduh teroris yang baru saja divonis 10 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat. (bilal/arrahmah.com)