ALEPPO (Arrahmah.com) – Operasi untuk mengevakuasi warga sipil dan pejuang perlawanan dari Aleppo dimulai pada Kamis (15/12/2016) sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang memungkinkan rezim Nushairiyah Suriah mengambil kontrol penuh atas kota tersebut setelah bertahun-tahun pertempuran.
Ribuan warga sipil dan pejuang Aleppo meninggalkan Aleppo timur pada Kamis (15/12) di bawah kesepakatan evakuasi. Akan tetapi, sebanyak 50.000 orang kemudian dikabarkan masih terjebak di kota itu.
Sejumlah media mengatakan bahwa gencatan senjata ini akan mengakhiri tahun pertempuran antara pasukan rezim dan kelompok oposisi bersenjata serta menandakan “kemenangan besar” bagi Presiden Suriah Bashar Asad.
Di lapangan, penduduk Aleppo yang terpaksa dievakuasi dari bagian timur kota mengaku tak rela dan berat meninggalkan Aleppo, tanah ibu mereka tercinta. Mereka pun meninggalkan jejak dan pesan-pesan mereka pada dinding-dinding Aleppo yang tersisa di tengah reruntuhan kota mereka yang dihancurkan pasukan brutal rezim dan Rusia.
“Kami akan kembali, Aleppo!”
“Kembali… Cinta.”
“Kematian tak lagi menakutkan, hidup ini lebih menakutkan.”
“Selamat tinggal, Ibu.”
Pesan-pesan tersebut merupakan sebagian pesan mengharukan yang mereka tulis sebelum mereka beranjak pergi meninggalkan Aleppo.
(banan/arrahmah.com)