GAZA (Arrahmah.com) – Juru Bicara Gerakan Perlawanan Islam di Palestina Hamas, Sami Abu Zuhri menyebut pernyataan yang disampaikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang persiapan otoritas penjajah Israel untuk melakukan pencaplokan atau penggabungan wilayah Lembah Yordan dan permukiman-permukiman ilegal Israel di Tepi Barat ke dalam wilayah otoritas penjajah Israel, merupakan eskalasi yang berbahaya dan peledakan terhadap konflik yang ada.
“Pesan kami untuk Netanyahu, pendudukan (Israel) tidak memiliki tanah air. Pendudukan dan penjajahan kalian atas tanah Palestina pasti akan berakhir, sama seperti nasib semua pendudukan dan penjajahan sebelum kalian,” ujar Sami Abu Zuhri, lansir Palinfo, Ahad (9/2/2020).
Pernyataan Abu Yuhri ini disampaikan menyusul pernyataan yang disampaikan Perdana Menteri Penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, pada Sabtu malam (8/2).
Dalam pernyataan tersebut Benjamin Netanyahu mengumumkan akan mulai memetakan peta lapangan dari apa yang disebutnya “Negara Israel”, sebagaimana yang telah ditentukan dalam rencana perdamaian Amerika Serikat untuk Timur Tengah, yang diumumkan Presiden Donald Trump, pada 28 Januari 2020 lalu, yang disebut dengan “Kesepakatan Abad Ini” (deal of century).
Pernyataan tersebut disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat berpidato di permukiman Yahudi “Ma’aleh Adumim”, yang didirikan di tanah Palestina di al-Quds yang diduduki penjajah Israel.
“Kami sedang dalam proses menggambar peta-peta itu sesuai dengan apa yang ditentukan oleh rencana Amerika,” ujar Netanyahu.
Netanyahu mengungkapkan, persiapan peta rencana tersebut berarti akan dilakukan implementasi kedaulatan (Israel) atas seluruh wilayah yang tercakup di dalam peta tersebut.
Termasuk di dalamnya adalah permukiman-permukiman ilegal Israel yang dibangun di wilayah di Tepi Barat dan seluruh Lembah Yordan.
(ameera/arrahmah.com)